Mataram (ANTARA News) - Pemberangkatan jemaah haji Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Fitri Prihartini binti Tohri yang melahirkan di Madinah sudah sesuai standar prosedur ketetapan.

"Namun kasus melahirkan jamaah haji Kota Mataram yang merupapakan pertama kali terjadi tetap disesalkan," kata Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh kepada wartawan di Mataram, Sabtu.

Fitri asal Sukaraja, Ampenan melahirkan seorang bayi laki-laki seberat 2,8 kg di Madinah pada pekan dan kini apakah akan dipulangkan atau atau tidak masih menunggu kebijakan pusat.

Keberangkatan Fitri ke Mehkah disinyalir ada unsur kesengajaan, karena dalam dua kali pemeriksaan oleh petugas kesehatan Fitri selalu mengelak dengan berbagai alasan.

Pada pemeriksaan tahap pertama dilakukan di setiap Puskesmas pada tanggal 18 Agustus 2010, yang meliputi wawancara khusus, tanya jawab tentang identitas, foto, serta kondisi kesehatan berkaitan dengan penyakit bawaan serta pemeriksaan secara fisik.

Saat itu, tim medis hendak memegang bagian perut Fitri tiba-tiba dia teriak kesakitan, sehingga pemeriksaan batal.

"Kemudian petugas meminta Fitri untuk melakukan tes urien tidak dapat dilakukan, karena saat ini Fitri mengaku sedang menstruasi.

Walikota didampingi Kepala Dinas Kesehatan IGK Lanie mengatakan, pada saat pemeriksaan ke dua di tingkat dinas kesehatan Kota Mataram tanggal 27 September 2010, juga dilakukan sesuai dengan prosedur.

"Berdasarkan tes urin yang dilakukan saat itu hasilnya, negatip (tidak hamil)," katanya.

Kehilapan terjadi pada saat pemeriksaan tes urin, karena pada saat tes urien Fitri diminta masuk ke kamar mandi untuk mengambil sample urin.

"Mungkin dia sudah membawa urien dari luar, atau yang datang itu bukan dia tetapi orang lain karena petugas tidak sempat mencocokkan foto jamaah dengan yang datang untuk tes urien," katanya.

Jumlah masyarakat Kota Mataram yang menunaikan rukun Islam kelima tahun 2010 tercatat 677 orang dan seluruhnya telah berada di Mekkah dan Madinah.(*)
(T.B004/R009)

Editor: Imansyah
COPYRIGHT © ANTARA 2010