Johannesburg (ANTARA News) - Berapa jam menjelang pertandingan antara Argentina menghadapi Nigeria, suasana di Pusat Media (Media Center) Stadion Ellis Park, Johannesburg, Sabtu, terlihat gaduh.

Puluhan wartawan peliput tampak bersitegang dengan Alain Leidlang, petugas bagian media FIFA.

Mereka mempertanyakan habisnya tiket untuk para peliput yang dialokasikan sebanyak 600 buah, sementara seratusan wartawan sudah tidak kebagian tiket.

Berdasarkan peraturan FIFA, yang juga berlaku pada setiap pertandingan yang berada dalam agenda badan sepak bola internasional tersebut, setiap wartawan peliput tetap harus memiliki tiket untuk masuk stadion.

Tiket tersebut harus didapatkan setelah mendaftar secara online ke situs resmi FIFA karena banyaknya permintaan, sebagian masuk dalam kategori wait list atau daftar tunggu.

Ratusan wartawan yang berada dalam kategori daftar tunggu tersebutlah yang mengajukan protes karena panitia tidak mempunyai koordinasi yang rapi dalam mendistribusikan tiket.

Alain, pria berkebangsaan Perancis tersebut, tampak kewalahan menghadapi protes tersebut dan berkali-kali menegaskan bahwa tiket bagi mereka yang dalam daftar tunggu dibagikan berdasarkan siapa yang datang lebih dulu.

Tapi keterangan Alain tersebut dianggap tidak masuk akal karena mereka sebenarnya sudah antri 90 menit menjelang pertandingan.

Yang terkesan lebih konyol, Alain kemudian membagikan tiket di pintu keluar Pusat Media dan suasana pun tidak terkendali. Ibarat ayam yang akan diberi makanan, wartawan pun langsung mengerubuti Alain dan dalam sekejap tiket pun ludes, membuat mereka yang antri paling belakang harus gigit jari.

"Saya tidak mengerti, mengapa panitia begitu bodoh dengan membagikan tiket seperti ini. Apa mereka tidak punya cara yang lebih cerdas," kata seorang wartawan asal India.

Tidak puas dengan sikap pria berambut putih dan berusia sekitar 60 tahun itu, wartawan tetap ngotot mengikuti kemana pun pria tersebut pergi dan memaksa polisi datang untuk mengatasi keadaan.

Karena Piala Dunia 2010 yang untuk pertama kali di benua Afrika tersebut diliput lebih dari 10.000 wartawan dari seluruh dunia, panitia mempunyai kebijakan untuk memberikan prioritas tiket pada wartawan dari negara peserta.

Media dari luar negara peserta, termasuk Indonesia harus puas berada dalam kategori daftar tunggu.

Pada kejuaraan sepak bola Piala Asia 2007 lalu di Jakarta, panitia dari Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) juga menerapkan aturan yang sama dan aturan tersebut tampak masih belum lazim bagi sebagian wartawan olah raga di Tanah Air.(*)

(T.A032/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010