Cape Town (ANTARA News) - Menjelang laga melawan Belanda di semi final Piala Dunia Afrika Selatan, Rabu dini hari nanti, pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, mengutarakan keyakinannya bahwa skuadnya bisa keluar sebagai juara meski banyak memandang mereka sebelah mata sebelum Piala Dunia dimulai.

"Kami berada di sebuah pesta meski sebenarnya kami tidak diundang, tetapi kami berhak untuk tetap tinggal. Semuanya tergantung pada kami," tegas Tabarez, Senin (5/7) seperti dikutip dari Reuters.

Uruguay yang bersama Belanda, Jerman, dan Spanyol berhak lolos ke semi final, awalnya bahkan harus melewati laga playoff melawan Kosta Rika untuk lolos ke Afrika Selatan.

"Saya pikir Piala Dunia ini penuh hasil yang tidak diharapkan banyak orang dan apa yang sedang berjalan di sini sekarang menciptakan kekaguman," lanjut pelatih yang dijuluki 'The Master' itu karena pernah bekerja sebagai seorang guru.

Di putaran final Uruguay lalu terjebak di Grup A bersama Juara Dunia 1998 dan Finalis 2006, Prancis, tuan rumah Afrika Selatan, dan Meksiko dengan skuad yang digadang-gadang sebagai 'generasi emas'.

Jelas tim berjuluk La Celeste itu itu tidak diunggulkan bahkan dari fase grup.

"Pada saat pengundian kami terjebak di grup yang sukar dan Uruguay berdoa untuk kami," Tabarez berkisah.

Tetapi nyatanya Uruguay keluar dari Grup A sebagai pemimpin klasemen, lalu mengalahkan Korea Selatan 2-1 di 16 besar, menang dramatis atas Ghana di perempat final, dan kini bersiap mengalahkan Belanda di Cape Town untuk meraih gelar juara ketiga kalinya dalam sejarah.

"Memang sesuatu yang utopis untuk memikirkan Uruguay akan tetap berada di puncak sepak bola dunia, tetapi kami percaya pada hasil yang tercipta dari keadaan sekitar kami," papar pelatih kelahiran 1947 itu.

Akan tetapi Tabarez sadar Uruguay, yang pernah menjadi juara dunia pada 1930 dan 1950, tidak punya banyak pemain bintang dan belum memainkan sepak bola yang sempurna.

"Jurang antara dunia pertama dan dunia ketiga semakin besar sekarang. Untungnya pemain bagus tetap lahir di Uruguay meski tidak dalam jumlah besar. Di negara lain terdapat lebih banyak pemain bagus," jelas Tabarez.

"Jika kami tidak punya mimpi sampai sekarang, kami tidak akan berada di sini. Kami sadar kami belum memainkan sepak bola yang hebat tetapi saya juga tidak yakin kalau ini hanya keberuntungan," pungkas Tabarez.
(Ber/A024) 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010