Sidoarjo (ANTARA News) - Diameter semburan lumpur baru Lapindo di Desa Besuki, Kecamatan Jabon terus melebar hingga 7 meter dari pertama kali menyembur yang hanya berdiameter sekitar 4 meter.

Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnaen, Sabtu, mengatakan melebarnya diameter semburan lumpur baru tersebut karena tanah di sisi semburan digerus air yang keluar.

"Saat ini, material air dan lumpur yang keluar dari semburan lumpur baru tersebut terus membesar dan tanah persawahan di sekitar semburan lumpur baru sangat mudah terbawa oleh semburan material yang keluar," katanya.

Ia mengemukakan saat kali pertama keluar, semburan lumpur baru di belakang warung Imam Efendi di Desa Besuki Timur pada (24/9/2010) dengan diameter 4-5 meter.

"Namun setelah sepekan keluar, semburan lumpur baru tersebut terus melebar hingga diameternya sekitar 7 meter," katanya.

Ia mengatakan, salah satu penyebab semakin melebarnya semburan baru itu dikarenakan tanah di sekitarnya yang mudah larut yakni tanah persawahan yang bercampur pasir.

Menurut dia, semburan lumpur baru di areal persawahan ini cenderung lebih mudah melebar karena kondisi tanah yang berpasir.

"Berbeda dengan semburan lumpur di rumah Oky Andriyanto di Siring Barat yang lebih kuat karena kondisi tanahnya dikelilingi bangunan," katanya.

Saat ini, BPLS hanya bisa mengalirkan air menuju tepi tanggul di kawasan Glagaharum.

"Kami terus melakukan pemantauan hingga kondisi `buble` normal kembali," katanya.

Sementara itu, di kawasan Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon yang ada di sebelah selatan sungai Porong tercatat sekitar 12 rumah warga yang sumurnya mengalami tekanan air yang kuat dibandingkan dengan hari biasanya.

Tekanan air yang besar dari sumur bor milik warga terjadi beberapa hari lalu tidak mengeluarkan lumpur dan hanya air tawar biasa.

Zulkarnaen mengatakan derasnya air dari sumur bor warga tersebut akibat tekanan air tanah yang besar.

"Tapi kali ini terjadi di selatan Kali Porong dan akan kami pantau terus kondisinya," katanya.

Saat ini, BPLS akan terus mengukur kadar gas pada sumur bor tersebut, meski saat ini tidak ada sepersen pun kadar gas metan yang terkandung.

"BPLS akan melakukan pengecekan untuk antisipasi jika sewaktu-waktu air tersebut mengeluarkan kadar gas metan," katanya. *
(ANT074/E011)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010