Palangka Raya (ANTARA News) - Sebanyak 18 guru anak berkebutuhan khusus atau ABK mengikuti lokakarya peningkatan mutu pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus se-Kalimantan Tengah.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan saat membuka kegiatan Minggu malam mengatakan, harus adanya peningkatan mutu pendidikan yang diperoleh setelah mengikuti lokakarya tersebut.

"Karena peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu usaha pemerintah dalam mensejaterakan masyarakat, yang masuk dalam pembenahan kurikulum tanpa ada pengecualian," kata dia di Palangka Raya, Minggu.

Ia mengatakan anak berkebutuhan khusus dengan berbagai macam kelainan, mendorong guru agar dapat menyusun kurikulum yang akomodatif dan adaptif, yang disesuaikan dengan kebutuhan serta ketunaan anak.

Selain itu juga adanya peningkatan profesionalisme para guru SLB dan guru di sekolah inklusif, serta dapat mendorong siswa belajar untuk membangun dan menemukan jati dirinya.

Melalui penerapan pembelajaran konteksual, terpadu dan tematik,

Jadi SLB sebagai pusat sumeber penyelenggaraan program inklusif, sangat tepat adanya peningkatan mutu pendidikan khusus (PK) dan pendidikan layanan khusus (PLK) yang diprioritaskan untuk gurunya, tutur Guntur.

Ia mengimbau agar guru SLB sebaiknya lebih mahir dari guru umum di sekolah inklusif, karena merupakan tempat bertanya, berbagi bagi guru - guru yang ada si sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.

Sementara itu Ketua Panitia, Lilis Lismaya mengatakan, lokakarya bertujuan untuk menyediakan kurikulum sekolah dasar luar biasa (SDLB) untuk jenis tuna rungu, tuna grahita ringan dan tuna daksa sebagai acuan untuk mengembangkan program - program yang akan dilaksanakan di sekolah masing - masing.

Adapun peserta merupakan guru yang terpilih dari 13 sekolah luar biasa negeri (SLBN) dan dua sekolah luar iasa swasta (SLBS), dimana guru - guru tersebut mempunyai keahlian dalam pendidikan tuna rungu, tuna grahita dan tuna daksa.

Pelaksanaan workshop berlangsung dari tanggal 3 - 6 Oktober di Palangka Raya.  (ANT-221/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010