London (ANTARA News) - Pemenang Nobel ekonomi Joseph Stiglitz memperingatkan "gelombang penghematan" yang melanda seluruh Eropa bisa memicu resesi baru, demikian komentarnya yang dipublikasikan di sebuah surat kabar Minggu.

Stiglitz, yang memenangkan Hadiah Nobel untuk ekonomi 2001, juga mengatakan masa depan euro berada dalam keraguan dan meningkatkan prospek yang mungkin spekulan segera menargetkan Spanyol, yang sedang berjuang untuk pulih dari krisis panjang, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kekhawatiran di sana adalah ada gelombang bangunan penghematan di seluruh Eropa dan bahkan mencapai pantai Amerika," menurut Stiglitz dalam kutipan edisi diperbarui bukunya, "Freefall", yang diterbitkan dalam Sunday Telegraph.

"Karena begitu banyak negara mengurangi pengeluaran prematur, agregat permintaan global akan turun dan pertumbuhan akan melambat, bahkan mungkin mengarah ke resesi ganda (double-dip).

"Amerika mungkin telah menyebabkan resesi global tetapi Eropa sekarang menanggapi dalam bentuk sejenis."

Dia menggambarkan euro sebagai "eksperimen yang mungkin sekarang menjadi goyah" dan mengatakan tanpa sebuah perbaikan kelembagaan utama 16 negara anggotanya harus mempertimbangkan menyerah pada mata uang.

"Hal ini mungkin lebih baik untuk mengakui kegagalan dan berjalan terus daripada memaksakan harga tinggi dalam penderitaan pengangguran dan kemanusiaan," katanya.

Di Spanyol, Stiglitz -- pernah menjadi penasehan ekonomi mantan presiden AS Bill Clinton -- memperingatkan pemotongan belanja yang diperkenalkan bisa mendorong ekonomi negara merlambat dan masuk ke sebuah "spiral kematian".

"Spanyol mungkin memasuki jenis spiral kematian yang menimpa Argentina dalam satu dekade yang lalu," ujar ekonom.

"Saat ini, Spanyol belum diserang oleh spekulan, tetapi mungkin hanya masalah waktu."
(ANT/A024)

Pewarta: NON
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010