Bogor (ANTARA News) - Diseminasi teknologi informasi dan komunikasi atau TIK pada sektor pertanian, menghadapi kompleksitas masalah, kata Ketua Panita Konferensi Internasional The Asian Federation for Information Technology in Agriculture atau AFITA, Prof.Dr. Kudang Boro Seminar, Senin.

Dalam perbincangan dengan ANTARA di sela-sela konperensi internasional Federasi TIK Pertanian se-Asia yang dipusatkan di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Prof Dr Kudang Boro Seminar mengungkapkan, upaya diseminasi TIK pada sektor pertanian menghadapi sejumlah hambatan yang cukup kompleks.

"Pengembangan TIK pada sektor pertanian membutuhkan pendekatan dan perlakuan yang berbeda, karena berhubungan dengan mahluk hidup," ujar Kudang Boro Seminar yang juga Direktur Direktorat Komunikasi dan Informasi IPB.

Dalam sambutannya selaku ketua panitia konperensi internasional AFITA 2010, Kudang Boro Seminar mengutarakan, msalah terbesar yang menghambat diseminasi TIK pertanian adalah faktor mahluk hidup.

Kudang memberikan contoh ikan, membutuhkan perlakukan yang berbeda antara satu jenis dengan yang lainnya.

"Diseminasi TIK dalam penghitungan ikan membutuhkan beberapa pendekatan. Ini tidak hanya terkait teknik, namun juga perilaku ikan," papar guru besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Prof Kudang menegaskan, "Mahluk hidup mempunyai error genetik dan bersifat sangat otonom, sehingga sangat menyulitkan pengembangan TIK," ujarnya.

Faktor keragaman perilaku dan diversivikasi jenis mahluk hidup membuat diseminasi TIK kian terhambat diterapkan pada sektor pertanian.

"Hasil riset tidak dapat diterapkan secara langsung, karena faktor keragaman," terangnya.

Selain itu, kata Kudang, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan diseminasi TIK pada sektor pertanian belum sejalan dengan luaran yang dihasilkan dan dampak yang ditimbulkannya.

Faktor lainnya adalah perilaku petani yang umumnya masih belum akrab dengan diseminasi TIK. Bahkan sebagian besar petani masih tergolong tradisional, sehingga sulit menerima berbagai teknologi baru.

Konferensi Internasional ke-7 AFITA dibuka oleh Presiden AFITA Prof.Dr. Seishi Ninomiya pada Senin dan kegiatan tersebut akan berlangsung hingga Kamis. Konperenai tersebut dihadiri 120 orang, sebanyak 39 merupakan delegasi asing dari 17 negara Asia.  (ANT-053/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010