London (ANTARA News/IRNA-OANA) - Sebuah bom mobil Selasa pagi meledak di luar sebuah pusat perbelanjaan di Londonderry, Irlandia Utara, menyebabkan kerusakan parah namun tak menimbulkan korban.

Kepolisian setempat mengatakan, bahwa suatu peringatan diterima hanya sekitar satu jam sebelum ledakan, di salah satu jalan tersibuk di kota terbesar kedua Irlandia Utara itu.

Polisi segera menutup tempat tersebut.

"Pemeriksaan awal mengisyaratkan tidak adanya korban luka. Terjadi kerusakan parah pada kompleks perbelanjaan itu pada mobil," kata pernyataan polisi.

Tak satupun segera mengaku bertanggungjawab atas ledakan itu, yang terjadi setelah serangan pada Agustus yang ditargetkan pada militer atau polisi.

Ledakan itu juga terjadi setelah kepala dinas keamanan M15 Inggris, Jonathan Evans, mengatakan bahwa dia tidak memperkirakan adanya ancaman terorisme dari pembelot republik Irlandia yang terus berkembang, dengan lebih dari 30 serangan atau upaya serangan sejauh tahun ini.

Londonderry, yang sebagian besar penduduknya Katholik, telah menyaksikan banyak pertumpahan darah sejak konflik di Irlandia Utara.

Tempat itu adalah lokasi kejadian Minggu Berdarah, yang menyebabkan 13 warga sipil tak bersenjata dibunuh oleh tentara Inggris pada saat unjukrasa hak-hak sipil, pada permulaan konflik tahun 1972.

Kekerasan kembali terjadi di Irlandia Utara setelah pengalihan kekuasaan dari polisi dan kehakiman, dalam apa yang dipandang sebagai bagian akhir dari teka-teki dalam proses berlarut panjang untuk melaksanakan Perjanjian Jumat Agung 1998.

(H-AK/B002/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010