Jakarta (ANTARA News) - PT Lippo Karawachi Tbk mulai membangun apartemen mewah The New Royal Suite Tower bagian dari mega proyek St. Moritz yang berlokasi di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat.

"Saat ini pekerjaan pondasi sudah mencapai 50 persen diharapkan selesai akhir Oktober 2010," kata Direktur Penjualan St. Moritz Penthouses & Residences Lippo Karawaci Budhi Gozali kepada wartawan, Kamis.

The New Royal Suite Tower merupakan apartemen pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menggunakan konsep mewah dan kompak karena unitnya memiliki ukuran 84 - 107 meter persegi dilengkapi lift pribadi.

"Biasanya lift pribadi dipergunakan untuk unit apartemen berukuran di atas 150 meter persegi," kata Gozali menjelaskan.

Pembangunan pondasi proyek ini menggunakan sistem tiang (pile) berdiameter 1200 milimeter yang dibor sampai dengan kedalaman 40 meter sebanyak 95 titik, paparnya.

Gozali menyampaikan, masing-masing tiang dirancang mampu menahan beban sampai dengan 600 ton serta mempercayakan pekerjaan kepada PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) yang mengerahkan 40 pekerja untuk menyelesaikannya.

Gozali mengatakan, pekerjaan pemasangan pile merupakan bukti St. Moritz memiliki komitmen menepati jadwal pembangunan sekaligus penyerahan unit kepada konsumen pada tahun 2013.

"Selesai pekerjaan pemasangan pile, kami akan melanjutkan dengan pembangunan basement diharapkan dalam beberapa bulan ke depan kami akan menjadikan kawasan ini seperti CBC Golden Triangle atau CBD Marina Bay di Singapura," ujarnya.

Dia juga mengatakan, bagi orang yang menyukai kehidupan kosmopolitan seperti di Singapura, Hongkong, dan New York, maka St. Moritz merupakan pilihan.

The New Royal Suite Tower memiliki luas bangunan 19.000 meter persegi terdiri dari 197 unit apartemen dipasarkan dengan harga jual Rp1,6 miliar sampai Rp2 miliar per unit, jelasnya.

Penjualan apartemen ini sudah mencapai 60 persen sejak diluncurkan pada akhir Juli 2010, ungkapnya.

Total proyek St. Moritz apabila seluruhnya diselesaikan diperkirakan akan menelan biaya Rp12 triliun, jelasnya.  (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010