Tokyo (ANTARA News/AFP) - Sebuah kapal barang Jepang yang dibajak di wilayah perairan Kenya pada akhir pekan terlihat di pelabuhan Somalia yang dianggap sebagai markas perompak, demikian dilaporkan media Jepang, Rabu.

Keberadaan 20 orang Filipina yang menjadi awak kapal Izumi yang berbendera Panama dan berbobot 14.000 ton itu masih belum jelas, kata kantor berita Kyodo mengutip seorang pejabat militer Eropa.

Kapal dagang itu mengirim tanda bahaya pada Minggu pagi waktu setempat dari perairan di lepas pantai pelabuhan Mombasa, Kenya, dan awak di sebuah kapal lain di kawasan itu kemudian melaporkan bahwa perompak telah menaiki Izumi.

Kapal itu membawa produk logam dari Jepang melalui Singapura ke arah Mombasa, kata operator NYK-Hinode Line di Tokyo.

Menteri Perhubungan Jepang Sumio Mabuchi mengatakan, Selasa, Tokyo dengan was-was mengamati perkembangan sambil bekerja sama dengan Organisasi Maritim Internasional yang mengurus serangan perompak.

Jepang tahun lalu bergabung dengan AS, China dan lebih dari 20 negara lain dalam operasi laut untuk menghadapi perompak yang menyerang kapal-kapal di lepas pantai Tanduk Afrika, sebuah rute penting menuju Terusan Suez.

Misi anti-perompakan Uni Eropa mengatakan belum lama ini, perompak Somalia menahan 17 kapal dan 369 sandera.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010