Jakarta (ANTARA News) - Universitas Indonesia (UI) akan mengukuhkan dua guru besar dari rumpun ilmu kesehatan yaitu Prof. dr. Rita Sita Sitorus dari Fakultas Kedokteran dan Prof drg. Iwan Tofani dari Fakultas Kedokteran Gigi pada Sabtu 16 Oktober 2010.

Siaran pers UI yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan, Prof. dr Sita Sitorus akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran (FK) UI akan menjelaskan "Eliminasi Kebutaaan Anak di Indonesia sejalan Dengn Millenium Development Gools (MDGs) Dan Vision 2020, Konsep dan Strategi".

Masalah kebutaan anak memang masih belum mendapat perhatian yang besar di dalam negeri jika dibandingkan dengan penyakit anak lainnya seperti demam berdarah, flu burung infeksi saluran napas dan saluran cerna.

Dengan mengambil sumber dari data global, perkiraan angka kebutaan anak di Indonesia mencapai 80.000 anak sedangkan jika menggunakan data under V Mortality Rates (USMRs) maka angka ramalannya adalah 56.000 anak di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan, baik berbasis sekolah buta di Jawa dan rumah sakit, alumnus Vrije Universiteit Medical Centre, Amsterdam, Belanda ini menemukan beberapa penyebab kebutaan pada anak yaitu karena retinopati prematuritas (ROP) dengan prevalensi kebutaan sebesar 1,1 persen dari seluruh penyebab kebutaan, kebutaan anak karena katarak dan retinoblastoma prevalensi kebutaan karena katarak sebesar 35,71 persen di antaranya infeksi rubella masa intrauterin merupakan penyebab terbesar dan kebutaan karena pengaruh genetik.

Sedangkan Prof. Tofani SpBM akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI dalam pidato pengukuhannya akan menjelaskan "Peran Ilmu Bedah Mulut dan Maksilofasial dalam Kedokteran Gigi Masa Depan di Indonesia".

Ilmu bedah mulut dan maksiofasial sangat menarik perhatian cukup besar bagi para ilmuwan karena berbagai alasan yaitu sekitar 70 persen dari seluruh kasus dalam bidang kedokteran gigi merupakan kasus bedah mulut dan tercatat termasuk angka yang tinggi.

Beberapa jenis kasus bedah mulut dan maksilofasial memang benar-benar unik dengan tingkat kecacatan jangka panjang akibat defek yang besar pada rahang juga merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian.

Sidang itu akan dipimpin Rektor UI Profe Gumilar Rusliwa Soemantri.
(CS/B010)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010