Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan akan memberlakukan siaga maksimum, pada KTT G-20 bulan depan di Seoul untuk menghadapi setiap kemungkinan serangan-serangan teror atau gangguan Korea Utara, kata para pejabat militer, Ahad.

Puluhan ribu polisi dan tentara akan menjaga lokasi-lokasi publik dan angkatan laut dan udara akan melakukan patroli saat negara itu menyelenggarakan pertemuan terbesarnya dalam arena dunia sejak Olimpiade Seoul 1988.

Korea Selatan (Korsel) akan menjadi tuan rumah para pemimpin dunia termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama bagi pertemuan Kelompok 20 (G-20) negara-negara kaya dan ekonomi maju pada 11-12 November.

"Siaga militer bagi G-20 akan ditingkat menjadi tingkat tertinggi akhir bulan ini," kata seorang juru bicara Gabungan Kepala Staf (JCS) kepada AFP.

Polisi telah menyusun tindakan-tindakan keamanan ketat, termasuk pembentukan satuan khusus untuk melindungi para pemimpin G-20 dan sekitar tempat pertemuan di Seoul selatan dengan pagar keamanan setinggi dua meter.

Persiapan militer tertinggi itu melibatkan peningkatan usaha-usaha pengintaian gabungan (antara Korsel dan AS) dan kesiagaan lebih tinggi bagi provokasi-provokasi militer dan kemungkinan usaha-usaha penyusupan dari darat, udara dan laut," kata JCS dalam sebuah pernyataan.

Militer dilatih bagi kemungkinan skenario-skenario termasuk "provokasi-provokasi" Korut di seberang perbatasan laut yang tegang atau serangan-serangan yang dilakukan oleh pesawat ultra ringan, kata JCS.

"Pasukan akan dikerahkan terlebih dulu ke fasilitas-fasilitas penting umum dan daerah-daerah gunung dekat lokasi KTT," kata pernyataan itu.

Pasukan angkatan laut dan penjaga pantai juga akan memantau daerah-daerah laut dekat bandara-bandara penting, mengawasi kapal-kapal dan kapal-kapal selam.

Korsel menuduh Korut melancarkan serangan torpedo terhadap sebuah kapal perangnya Maret lalu yang menewaskan 46 pelaut, kendatipun Pyongyang membantah tuduhan tersebut.

Artileri-artileri pertahanan udara dan patroli udara akan tetap dalam siaga, sementara militer akan berbagi informasi intelijen mengenai kemungkinan serangan-serangan, kata JCS.

Sekitar 50.000 polisi termasuk 20.000 polisi anti huru hara diperkirakan akan dikerahkan dalam KTT dua hari itu, kata kantor berita Korsel, Yonhap.

Bandara-bandara juga menggunakan alat-alat pendeteksi tubuh penuh untuk memeriksa para pemumpang yang dicurigai sejak 1 Oktober. (*)

AFP/H-RN/B002

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010