Kuwait (ANTARA News) - Massa yang marah terhadap satu program yang mereka pandang menghina sebagian anggota keluarga kerajaan yang memerintah di Kuwait, Minggu menyerbu stasiun televisi swasta, dan mengobrak-abriknya, kata beberapa pejabat stasiun televisi itu.

"Sebagian dari mereka bersenjatakan pistol dan pisau. Mereka menyerang studio dan merusaknya serta memukuli pegawai. Sebanyak 10 staf cedera," kata Mohammed Talal as-Saeed, manager pelaksana Scope TV, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Fajr as-Saeed, pemilik stasiun televisi tersebut, mengatakan perempuan pengusaha itu telah menerima ancaman terhadap keselamatannya setelah acara tayang-bincang "Zain wa Shain" ("Baik dan Buruk") diudarakan pada Sabtu (16/10).

Surat kabar Kuwait telah menyatakan Kementerian Penerangan telah menuduh Fajr as-Saeed berusaha menggulingkan pemerintah melalui tayangan komedi satiris Scope "Sawtak Wasal" ("Suara Anda Telah Didengar").

Fajr as-Saeed mengatakan pembawa acara tayang-bingan Sabtu tampaknya telah menuding seorang anggota keluarga yang berkuasa yang juga adalah pejabat senior di Kementerian Penerangan berada di balik tuduhan tersebut.

Ia menyatakan para penyerang Ahad telah mencari dia, manager stasiun atau pembawa acara program itu. Fajr as-Saeed menambahkan stasiun tersebut tak mengudara sejak serangan itu.

Seorang reporter Reuters melihat kaca jendela yang pecah dan meja tulis yang terbalik di stasiun televisi tersebut. Seorang saksi mata, pengara Saeed al-Yahya, mengatakan rombongan itu berjumlah 150 orang.

Jurubicara Kementerian Dalam Negeri tak bisa dihubungi melalui telepon genggamnya dan polisi di lokasi kejadian tak mau berkomentar.

Kuwait, pengeskpor terbesar keempat minyak dunia, memiliki kebudayaan media yang bersemangat dan biasanya lebih mengizinkan kritikan pers terhadap pejabat pemerintah dibandingkan dengan negara lain di Teluk.

Tapi penguasanya dilindungi dari kecaman oleh undang-undang dasar, dan kasus fitnah terhadap surat kabar, penulis dan pemilik blog umum terjadi di negeri itu.
(C003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010