Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui telah melakukan beberapa kesalahan taktis namun tetap yakin akan prestasinya pada wawancara Minggu jelang pemilu legislatif yang penting.

Obama mengakui kepada New York Times (NYT) bahwa masa 20 bulan pemerintahannya mungkin ia tidak cukup fokus melakukan kepentingan publik yang suka atau tidak suka adalah bagian terpenting dari pekerjaannya.

"Kami mendapat sangat banyak tugas, kami mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk membuat kebijakan yang benar dibanding untuk mendapat politik yang benar," ungkapnya.

Dengan Republik diperkirakan akan mendapat keuntungan besar dalam pemilihan Kongres dan gubernur pada pemilu 2 November, Obama dan asisten utamanya juga mencari cara untuk mengulang kembali pemerintahannya yang macet.

Untuk melahirkan kembali pemerintahan, asisten-asistennya telah membuat sebutan "Obama 2.0". Ia memastikan kalau ia akan lebih mengikuti aturan di Washington sehingga prestasinya tidak akan ditenggelamkan oleh oposisi dari Republik.

"Saya pikir siapa pun yang menduduki pemerintahan harus mengingat kalau kesuksesan ditentukan oleh hubungan antardivisi dalam kebijakan dan politik, dan hal itu yang tidak dapat diabaikan dengan pemasaran dan promosi opini publik," kata Obama.

Ia berkata kepada NYT kalau ia telah belajar "pelajaran taktis" setelah membuat dirinya tampak seperti "orang Demokrat pembayar pajak tua beraliran liberal" terlepas dari penampakan dirinya sebagai agen pembaru dari perubahan politik.

Namun, Obama yang menduduki jabatan kepresidenan pada November 2009 di tengah-tengah AS yang menghadapi dua perang dan krisis keuangan yang terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930-an mengatakan rekam jejak pemerintahannya patut dihargai.

"Saya menyimpan daftar apa yang kami komitmenkan untuk dikerjakan dan kami telah mencapai kira-kira 70 persen dari apa yang kami sampaikan saat kampanye," katanya dikutip AFP.

Obama yang pemerintahannya meloloskan paket stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melakukan stabilisasi perekonomian Amerika, sebelum memulai koreksi besar dalam sistem kesehatan, pendidikan, dan keuangan, menyesal bahwa ia telah membolehkan Repulik memperlambat agendanya dan mengontrol pesannya.

Namun, ia berkata, "Akan menjadi sangat sulit bagi masyarakat untuk menengok ke belakang dan mengatakan, `Kau tahu, Obama tidak melakukan apa yang ia janjikan.` Saya pikir mereka akan mengatakan `Dengan banyaknya tantangan, ia masih belum sempurna`."

(KR-DLN/M016/S026)

Pewarta: NON
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010