Jakarta (ANTARA News) - Lingkaran Survei Indonesia menyatakan, selama setahun kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, mendapatkan empat rapor merah dari publik.

"Empat rapor merah tersebut yakni di bidang hubungan internasional, bidang ekonomi, bidang penegakan hukum, dan bidang politik," kata Direktur Strategi Pemenangan LSI Agustinus Budi Prasetyohadi saat mempresentasikan hasil surveinya pada 1-10 Oktober 2010 di Jakarta, Rabu.

Sementara rapor biru, didapatkan pemerintahan SBY-Boediono dari bidang keamanan dan bidang sosial.

Ia menjelaskan, kepuasan warga pada bidang hubungan internasional hanya 42,6 persen, sementara sisanya 57,4 persen menyatakan tidak puas.

"Kasus yang menonjol adalah konflik Indonesia dengan Malaysia, masalah TKI, dan penangkapan petugas KKP oleh Malaysia. Publik menilai pemerintah lemah di hadapan Mayasia," katanya.

Untuk bidang ekonomi, lanjutnya, tingkat kepuasan masyarakat hanya 42,6 persen dan sisanya 57,4 persen menyatakan tidak puas. Kasus yang menonjol adalah meledaknya tabung elpiji.

"Sekitar 76,1 persen masyarakat khawatir menggunakan tabung elpiji," ujarnya.

Selain itu, ada jarak antara indikator ekonomi makro yang tumbuh positif dengan ekonomi mikro. Masyarakat menganggap ekonomi saat ini sulit karena harga-harga yang naik, BBM dan listrik yang juga naik.

Sementara itu, kepuasan di bidang penegakan hukum hanya 49,5 persen karena absennya negara dalam melindungi kaum minoritas dan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK.

Di bidang politik, kata Budi, kepuasan masyarakat hanya 49,2 persen dan sebanyak 50,8 persen menyatakan tidak puas.

"Kasus yang menonjol adalah berlarut-larutnya penangan kasus skandal Bank Century," jelasnya.

Sementara pada rapor biru, yakni bidang keamanan, tingkat kepuasan masyarakat mencapai 63,2 persen dan sisanya 36,8 menyatakan tidak puas serta di bidang sosial tingkat kepuasan masyarakat mencapai 60,2 persen dan yang menyatakan tidak puas hanya 39,8 persen.

"Masyarakat mengganggap Presiden cukup tanggap dan memberikan perhatian pada aneka bencana," tuturnya seraya menambahkan hampir seluruh tingkat kepuasan publik terhadap SBY-Boediono di bawah 50 persen.

Namun, lanjut Budi, berdasarkan survei LSI, ketidakpuasan masyarakat itu ternyata tidak ditujukan pada SBY.

"Sebagian besar masyarakat, terutama dari pedesaan, masih menaruh simpati kepada SBY dari sisi personalitasnya. SBY masih dianggap santun," katanya.

Menurut dia, hanya sebagian kecil masyarakat, dari wilayah perkotaan dan berpendidikan tinggi, yang menganggap rapor merah tersebut adalah kesalahan SBY.

Ketidakpuasan masyarakat justru ditujukan pada Wakil Presiden, Boediono dan menteri-menteri pembantu SBY.

Melihat permasalahan itu, LSI menyarankan agar SBY tidak ragu untuk memilih menteri yang lebih kompeten dengan gaya kepemimpinannya karena jika tidak ada upaya meningkatkan kinerja para menteri, ketidakpuasan itu bisa mengarah pada SBY secara langsung.

Survei dilakukan menggunakan metode standard wawancara tatap muka, dengan `multistage random sampling` dan jumlah responden 1.000 orang yang mewakili 33 provinsi. Margins of error plus-minus 3,2 persen.(*)

(T.S037/B/R007/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010