"Zaoshang Hao...duoshao qien...," ujar Lee Xindong menanyakan harga topeng klasik Jawa gaya Solo yang terpajang di salah satu sudut paviliun Kota Solo di arena "ASEAN-China Expo 2010" di Kota Nanning, China. Lee harus kecewa karena topeng itu tidak dijual.

Meski pameran baru resmi dibuka pada sekitar pukul 10.00 waktu setempat, kesibukan di paviliun Solo sudah tampak sejak malam sebelumnya.

Hingga Selasa (19/10) pagi, beberapa penjaga paviliun tampak sibuk memastikan seluruh ikon Kota Solo tersaji dengan apik, rapi dan menarik, sebagian lagi memastikan rangkaian bunga dan pita, terpasang baik pada tempatnya, dan lainnya memastikan perangkat "soundsystem" berfungi baik.

Pagi itu, Kota Solo akan diresmikan sebagai Kota Pesona atau "Charm of City" mewakili wajah Indonesia pada arena "ASEAN-China Expo 2010".

Tepat pada waktu yang telah ditentukan, Wakil Presiden Boediono didampingi Gubernur Guangxi Mabiao tiba di arena expo dan langsung menuju paviliun Kota Solo.

Tarian "Merak" yang dibawakan oleh empat penari pun menyambut kedatangan dua pejabat tinggi negara tersebut. Alunan gamelan Jawa pun mengalun lembut mengiringi gerak para penari.

Usai menikmati tarian tersebut, Wapres Boediono pun menyampaikan pidatonya. Ia mengatakan, penepatan Solo sebagai Kota Pesona sangat tepat mengingat keragaman budaya dan sukunya sangat mewakili wajah Indonesia.

"Solo bahkan layak untuk ikut dalam expo yang sangat dinamik dan beragam ini, serta menyatukan berbagai ragam budaya bangsa," katanya.

Wapres mengungkapkan Solo telah lama dikenal sebagai kota perdagangan. Seluruh pedagang dari berbagai penjuru berkumpul tanpa memandang latar belakang budaya dan suku.

"Solo adalah kota penuh tradisi yang anggun dan indah," kata Boediono.

Dengan beragam suku dan budaya serta tradisi, Kota Solo bahkan mampu mengatasi berbagai masalah perkotaan.

"Dengan keberhasilan itu, Solo dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan kota-kota lain di ASEAN," ujar Wapres Boediono.

Usai berpidato, Wapres Boediono dan Gubernur Guangxi Mabiao mennggunting pita, tanda peresmian. Dan keduanya bersama rombongan masing-masing berkeliling paviliun, keduanya menyimak tentang seluk beluk Kota Solo yang disampaikan penjaga paviliun.

Di akhir kegiatan, Wapres Boediono menghadiahi Mabiao sebuah topeng klasik Jawa gaya Solo "Gunung Sari" dan keduanya pun mengenakan kalung miniatur topeng kalsik Jawa gaya Solo lainnya.

Mancanegara
Jumlah wisatawan mancanegara pada 2009 sekitar satu juta. Dan pada 2010 Pemerintah Daerah setempat mentargetkan satu juta lebih wisatawan mancanegara.

Dari jumlah itu, berdasar data Kementerian Budaya dan Pariwisata, jumlah pelancong asal Tiongkok masih sangat kecil yakni rata-rata lima hingga sepuluh orang.

Di pameran "ASEAN-China Expo" yang digelar tiap tahun itu, Solo telah memperkenalkan dirinya, menyapa ribuan pengunjung expo dari seluruh penjuru negeri Tiongkok dan negara-negara ASEAN.

Di sisi lain, Indonesia dan Repubik Rakyat China telah menjalin kerja sama pariwisata sejak lama, dan membekukannya dalam sebuah nota kesepahaman antara Kementerian Budaya dan Pariwisata Indonesia dengan China National Tourism Administration pada 10 Juli 2001.

Tak hanya itu, kedua negara juga telah melaksanakan Komisi Bersama Kerja Sama Pariwisata setiap tahun.

Salah satu implementasi dari kerja sama itu, Indonesia memberlakukan fasilitas Visa on Arrival kepada pelancong asal Tiongkok, sementara pihak Tiongkok memberikan Approved Destination Status (ADS), bagi Indonesia sebagai daerah tujuan resmi wisatawan China.

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya China, Indonesia aktif mengikuti berbagai pameran di Negeri Tirai Bambu seperti Beijing International Tourism Expo, Central China Expo, Shanghai Tourism Festival dan ASEAN-China Expo.

Upaya itu mebuahkan hasil dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan asal China ke Indonesia. Sebut saja pada 2008 tercatat 280.117 wisatawan asal China melancong ke Indonesia, atau naik sekitar 42,58 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Sedangkan pada 2009 tercatat 350 ribu wisatawan asal China yang berwisata ke Indonesai atau naik sekitar 30 persen dibanding 2008. untuk 2010, Indonesia mentargetkan 670 ribu pelancong asal China.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik optimis target itu tercapai apalagi sejak 22 Agustus 2009 telah dibuka tiga jalur penerbangan dari manado ke tiga kota pusat wisata dan bisnis di China yakni Xiamen, Chengdu dan Shanghai.
(R018/A038)

Oleh Rini Utami
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010