Kopenhagen (ANTARA News) - Seorang tentara Denmark tewas dalam tembak-menembak dengan gerilyawan Sabtu di provinsi Helmand di Afghanistan selatan.

"Dengan kesedihan besar saya harus mengumumkan bahwa pagi ini kita telah kehilangan seorang tentara Denmark," kata penjabat pemimpin militer Mayor Jendral Peter Kuehnei dalam satu pernyataan, Sabtu.

Unit tentara itu terlibat dalam tembak-menembak dengan gerilyawan ketika sedang meronda di sebuah tempat di timur markasnya di Bridzar. Tentara itu telah dievakuasi dengan helikopter ke sebuah rumah sakit lapangan di Kamp Bastion, tapi "meski ada upaya, hidup tentara itu sayang tidak dapat diselamatkan", kata pernyataan tersebut.

Ada sekitar 750 tentara Denmark di Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sebagian besar dari mereka ditempatkan di provinsi Helmand di bawah komando Inggris.

Kematian Sabtu itu menjadikan 36 jumlah tentara Denmark yang tewas di Afghanistan sejak pengerahan itu dimulai. Dua tentara yang lain tewas di luar pertempuran, satu akibat serangan jantung dan yang lainnya karena bunuh diri.

Menurut hitungan kantor berita AFP, berdasar pada hitungan yang dicatat oleh laman Internet icasualties.org, kematian itu menjadikan 598 jumah tentara asing yang tewas di Afghanistan tahun ini.

Icasualties sebelumnya melaporkan 598 kematian, tapi pada Sabtu mereka mengubah jumlah itu mejadi 597. Kematian tertakhir tentara NATO itu membuat jumlahnya kembali menjadi 598.

Amerika Serikat dan NATO memiliki lebih dari 150.000 tentara di Afghanistan, yang memerangi gerilya pimpinan Taliban. Perlawanan gerilyawan santri itu sekarang berada pada tingkat terhebatnya di provinsi Kandahar dan Helmand di selatan.

Pasukan internasional dan Afghanistan sekarang ini terlibat dalam serangan besar di sekitar kota Kandahar -- ibukota provinsi yang namanya sama (Kandahar) -- yang dimaksudkan untuk mendesak gerilyawan itu keluar dari wilayah tersebut guna mengakhiri perang yang telah berlangsung lama.(*)

AFP/S008

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010