Nanning, China (ANTARA News) - Kelompok perusahaan Sinarmas turut mengembangkan Zona Pembangunan Ekonomi Pelabuhan Qinzhon, China, dengan investasi 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 10,88 triliun.

Bidang usahanya, kata Deputi Direktur Komite Administrasi Pembangunan zona ekonomi pelabuhan tersebut, Wei Peng, Qinzhon, Minggu, adalah industri kertas.

Sekarang, kata Wei, saat menerima sekitar 100 wartawan peliput China-ASEAN Expo ke-tujuh di Nanning, Guangxi itu, perusahaan APP dari Sinarmas Group telah menghasilkan 600.000 ton kertas dan 250.000 ton `liquid` serta 1.800.000 ton pulp (bubur kertas) pertahun.

Produknya akan ditingkatkan menjadi 3,1 juta ton kertas pertahun, kata Wei, di bukit tempat wisata di mana patung tokoh China Sun Yat Sen berdiri menghadap ke wilayah pelabuhan modern yang sedang dibangun.

Pelabuhan Qinzhon di Teluk Beibu, Laut China Selatan, seluas 152 km persegi itu dirancang menjadi pusat sirkulasi barang di kawasan perlintasan perekonomian wilayah China Selatan, China Baratdaya, dan negara-negara ASEAN, dengan kapasitas 500 juta ton pertahun.

Sementara itu, para pengusaha China yang melakukan investasi di Indonesia saat ini, menurut Ketua Kadin Indonesia urusan China, Kiki Barki, berjumlah sekitar 600-an orang.

Namun, Kiki menilai, skala usaha mereka relatif masih pada tataran kecil dan menengah, belum dapat dikatakan sebagai klasifikasi `kakap` seperti investasi Sinarmas di China.

Lokasi usaha para investor China itu juga, katanya, masih menumpuk di sekitar Jakarta, sepert Bekasi, Tangerang dan Cikarang.

Kiki, ketika berbicara di depan sekitar 500 pengusaha China dalam Forum Pimpinan Bisnis China-ASEAN, di Nanning, mengajak para konglomerat negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu di bidang batubara.

Indonesia memiliki potensi cadangan pertambangan batubara untuk raturan tahun, sedangkan China sangat memerlukan pembangkit tenaga bagi penggerak perekonomiannya yang tumbuh sekitar sembilan persen setiap tahun.

Pertemuan forum bisnis tersebut, (China-ASEAN Business Leaders Forum - Cabis) setiap tahun dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya pameran perdagangan China-ASEAN Expo yang tahun ini 20 - 24 Oktober, ketujuh kalinya di kota Nanning, ibukota propinsi otonomi Guangxi, China bagian selatan.

Indonesia tahun ini menyertakan 70 pengusaha kecil dan menengah di paviliun nomor 15 dengan komoditas pameran antara lain, furnitur, hasil industri tekstil seperti batik dan ulos, barang-barang kerajinan (handicraft), makanan dan minuman olahan serta sarang burung walet.

Koto Solo tampil sebagai kota berpredikat `City of Charm` yang diresmikan oleh Wakil Presiden Boediono bersama Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan sejumlah anggota kabinet serta pejabat lainnya sesaat sebelum acara pembukaan dilakukan secara resmi.

Indonesia juga tampil sebagai `Negara Kehormatan` pada expo tahunan di arena seluas 48.000 hektar dengan 3360 stand di kota berpredikat `kota hijau` dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berpenduduk lima juta jiwa itu.

Minggu pagi pihak panitia telah mengumumkan bahwa pada Caexpo ke-delapan tahun depan, kota Hainan, China terpilih menjadi kota berpredikat `City of Charm`.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010