Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 18 perupa dari tiga kota menampilkan 40 karya seni lukis dalam pameran bersama bertajuk "Artlicious" di Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta.

"Para perupa itu berasal dari Yogyakarta, Jakarta, dan Denpasar. Karya yang dipamerkan menggambarkan kenikmatan dan kesetiaan masing-masing perupa pada dunia seni," kata Direktur Utama Tujuh Bintang Art Space, Saptoadi Nugroho di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan, para perupa itu antara lain Nurkholis, Hadi Soesanto, Hardiana, Eddy Sulistyo, Rommy Iskandar, Joko "Gundul" Sulistiono, I Gede Arya Sucitra dan I Made Arya Palguna.

Selain itu, Dani "King" Heriyanto, Dadi Setiadi, Januri, Dyan Anggraini, Felix S Wanto, Wilman Syahnur, Agus "Baqul" Purnomo, Suitbertus Sarwoko, Suharmanto, dan Saptoadi Nugroho.

Menurut dia, "Artlicious" dibangun dari dua kata "art" dan "delicious" yang secara bebas diartikan nikmat dalam berkesenian. Semangat itu disuguhkan melalui tema-tema besar mengenai eksistensi serta humanisasi-dehumanisasi dalam berbagai konteks dan balutan problem.

"Hal itu diharapkan dapat menghadirkan insiprasi bagi para perupa untuk semakin menikmati dan setia pada dunia seni yang mereka geluti saat ini dengan menghasilkan karya-karya yang cerdas dan khas," katanya.

Ia mengatakan, dengan menikmati setiap proses penciptaan karya dan tetap setia pada tema-tema yang diusung, eksistensi sebagai seniman akan nyata terlihat dan mampu menghadirkan kembali semangat dan nikmat baru berkesenian di Indonesia, khususnya Yogyakarta.

Sesungguhya, menurut dia, dirinya hendak mendekatkan kata "Artlicious" dengan pentingnya pernyataan mengenai proses kreatif antara kenikmatan dan kesetiaan berproses menjadi lumat sebagai candu dalam kerja kreatif seorang seniman.

"Saya berharap karya-karya terbaik mereka mampu memprovokasi secara kreatif diri sendiri, menginspirasi orang lain yang mencermatinya, dan mampu memberikan nilai dan substansi lainnya," kata Saptoadi.

Pameran bersama tersebut akan berlangsung hingga 13 November 2010. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010