Jakarta (ANTARA News) - Polisi harus kerja ektra keras untuk mengurangi kemacetan arus lalu lintas di sejumlah wilayah Jakarta, akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut, kata Kasatlantas Polres Jakarta Barat, Komisaris Polisi Sungkono.

Ia mengatakan terpaksa menambah beberapa personil untuk mengatur lalu lintas di sejumlah titik kemacetan.

"Kesulitannya pengendara tidak mengerti, tidak mau bekerja sama. Mereka tidak mengerti jalan banjir, di lampu merah suka saling serobot, ini menyebabkan deadlock, kendaraan tidak bergerak," kata Sungkono, Selasa.

Sungkono menjelaskan, dalam kondisi hujan, memang kemacetan bertambah, mulai dari kendaraan melambat hingga kendaraan mogok.

"Belum lagi kalau ada kecelakaan beruntun, ini mengakibatkan kemacetan. Kita tambah petugas di titik-titik yang crowded," ujarnya.

Lanjut Sungkono, kalau kondisi jalan biasa tidak memungkinkan, kendaraan dipersilakan masuk tol.

"Kalau begini kita tidak menilang pengendara. Kita utamakan mengurai kemacetan," katanya.

Sementara itu di sejumlah titik jalan di Jakarta Barat tergenang air, jalan Daan Mogot KM 13 (depan samsat) tergenang air hingga 25 cm yang mengakibatkan kemacetan parah.

Begitu juga di depan Universitas Tarumanegara dan kantor lama wali kota Jakarta Barat tergenang air hingga 20 cm.

Sehingga kendaraan yang melintas di jalan tersebut berhati-hati dan mengakibatkan kemancetan yang panjang dari arah Grogol menuju Slipi.

Sementara itu Kasi Operasi Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Barat, Endang Haerudin mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 130 personil untuk mengantisipasi terjadinya musibah banjir.

"Semua personil yang disiapkan dari Damkar dan PB," katanya.

Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan 15 perahu karet, 8 alat potong berupa gergaji mesin untuk mengantisipasi jika terjadi pohon tumbang, serta satu tenda pleton untuk para pengungsi yang telah disiapkan di kantor Sudin Damkar dan PB di Jalan Tanjung Duren.

Berdasarkan pantauan, enam kelurahan di Jakarta Barat diantaranya Kelurahan Wijaya Kusuma, Jelambar, Jelambar Baru, Tanjung Duren, Rawabuaya dan Kapuk, masih tergenang air dengan ketinggian antara 20-60 cm. (ANT-009/K004)

Pewarta: NON
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010