Beijing (ANTARA News) - China sedang memperluas armada pengintai angkatan lautnya untuk memproteksi lebih baik hak-hak maritimnya, kata media negara melaporkan Kamis, di tengah sengketa sengit wilayah laut-dalam dengan negara-negara tetangganya.

Seorang pejabat di Badan Kelautan Negara (SOA), yang mengawasi hak-hak maritim China, mengatakan satu kapal inspeksi telah bergabung dengan armada dan 36 lainnya akan ditambahkan kemudian, kata surat kabar resmi China Daily.

Kapal - China Marine Surveillance 75 - akan berpatroli di Laut China Selatan, tempat sejumlah sengketa wilayah atas pulau-pulau yang berpotensi kaya sumber daya.

China menegaskan bahwa pihaknya berdaulat penuh atas kepulauan Spratly dan Paracel di Laut China Selatan, namun Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Taiwan juga mengklaim pulau-pulau tersebut.

Pada Juli, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton - yang akan melakukan kunjungan ke China pada akhir pekan ini - menyerukan perlunya dilakukan perundingan-perundingan multilateral mengenai sengketa itu, suatu pendapat yang ditentang Beijing.

China juga terlibat dalam sengketa sengit dengan Jepang atas gugusan pulau yang disengketakan di Laut China Timur - yang dikenal sebagai Diaoyu di China dan Senkaku di Jepang.

Pang Zhongying, seorang pakar pengkajian Asia Pasifik di Universitas Renmin Beijing, dikutip mengatakan bahwa perluasan armada bukanlah suatu gerakan agresif.

"Itu bukan berarti bahwa kami sekarang melakukan langkah agresif, tapi karena kita telah tertinggal di belakang terlalu banyak dan terlalu lama, mengingat besarnya wilayah maritim China."

Li Lixin, direktur cabang Laut China Selatan, SOA, mengatakan, China akan membangun banyak kapal pengintai, menurut laporan tersebut.(*)

AFP/H-AK/A023

Pewarta: NON
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010