Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Lingkungan Hidup (Kemenneg LH) melakukan observasi bagi persiapan menyusun tataruang pascatsunami dan gempa di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

"Kita kumpulkan data dan informasi sebagai bahan masukan untuk rehab rekon pascagempa tsunami," kata Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kemenneg LH, Arief Yuwono di Padang, Kamis.

Ia mengatakan observasi untuk tataruang meliputi pengamatan pendahuluan, pemetaan hingga survei kedua yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di lokasi setempat.

Kemenneg LH memfokuskan observasi persiapan rehab rekon pada daerah yang rusak berat akibat gempa dan terjangan tsunami di Kepulauan Mentawai.

Antara lain, Pagai Utara, Pagai Selatan, Sikakap dan Sipora pada garis pantai bagian Barat.

"Waktu untuk melakukan observasi sekitar dua pekan," ujarnya seraya menambahkan hasil observasi akan diinformasikan kepada pihak terkait saat melakukan proses perbaikan.

Ia menggambarkan kemungkinan rencana tata ruangnya, yakni menyebar pemukiman warga dalam satu komunitas yang berdekatan pada daerah yang rawan gempa dan tsunami.

Sebelumnya, wilayah Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, diguncang gempa sebanyak tiga kali, Senin (25/10).

Gempa bumi pertama berkekuatan 7,2 Ekala Richter (SR) sekitar pukul 21.42 WIB, terjadi pada 3,61 Lintang Selatan dan 99.93 Bujur Timur.

Pusat gempa tersebut berada pada 78 Kilometer (Km) Barat Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, dengan kedalaman 10 Km.

Selang beberapa waktu kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, gempa susulan dengan kekuatan 5,5 SR pada 3,55 Lintang Selatan, 99,70 bujur Timur, kedalaman 22 Km, berpusat 89 Km Barat Daya Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai.

Gempa ketiga yang mengguncang Kabupaten Mentawai terjadi sekitar pukul 22.31 WIB, dengan kekuatan 5,0 SR.

Pusat gempa pada 3,32 Lintang Selatan, 99,96 Bujur Timur dengan kedalam 34 Km, atau 51 Km Barat Daya Kecamatan Pagai Selatan, Kebupaten Mentawai.

Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mencatat 311 orang korban sudah dievakuasi, 460 orang hilang, 77 rumah rusak berat dan 26 rumah rusak ringan.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010