Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengimbau warga untuk mewaspadai meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Sutono, mengatakan, di Kalianda, Jumat, imbauan ditujukan bagi warga yang tinggal tak jauh dari gunung berapi tersebut.

"Karena GAK milik Kabupaten Lampung Selatan maka penduduk yang paling dekat dengan gunung itu adalah yang berdomisili di Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi," kata dia.

Dia mengharapkan, warga meningkatkan kewaspadaan karena peningkatan aktivitas yang lebih membahayakan dapat terjadi sewaktu-waktu.

Kemudian, bagi nelayan yang biasanya melaut di sekitar gunung tersebut agar lebih waspada dengan menempati jarak aman saat melaut.

Meskipun masih sebatas waspada, kata dia, pemerintah tidak ingin terjadi sesuatu seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya apalagi sampai menelan korban jiwa.

Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, aktivitas gunung berapi tersebut meningkat sejak empat hari lalu.

"Intensitas gempa vulkanik dangkal dan dalam yang disertai letusan semakin terus meningkat," kata dia.

Dia menjelaskan, berdasarkan pemantauan volume letusan tercatat mencapai 138 kali pada hari ini Jumat (29/10) yang disertai semburan abu vulkanik.

Sementara, kata dia, gempa vulkanik dalam tercatat sebanyak 21 dan gempa vulkanik dangkal 27 kali pada hari ini.

"Volume letusan saat ini telah meningkat, sementara gempa vulkanik lebih cenderung menurun," terang dia.

Dia mengatakan, peningkatan aktivitas ini merupakan gejala alam karena merupakan gunung berapi aktif dan peningkatan aktivitas dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Jika saat normal jumlah letusan maksimal hanya 10 kali dalam sehari," katanya.

Dia menambahkan, akan terus meningkatkan pengawasan terhadap gunung api tersebut karena Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan statusnya menjadi waspada.  (ANT-048/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010