Klaten (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, untuk lebih menyiapkan diri menghadapi gelombang pengungsi yang diprediksi semakin meningkat seiring lonjakan aktivitas vulkanis Gunung Merapi.

"Salah satu faktor yang paling dominan yang membuat peningkatan jumlah pengungsi adalah rasa ketakutan yang berlebih terhadap ancaman erupsi Merapi," kata Ketua BNPB, Syamsul Ma`arif, saat meninjau lokasi pengungsian di Kecamatan Kemalang, Klaten, Minggu.

Kesiapan Pemkab, lanjutnya, dapat diwujudkan dengan kesiapan logistik di barak-barak pengungsian. "Pemkab harus meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait kesiapan logistik di masing-masing lokasi," katanya.

Syamsul mencontohkan salah satu kabupaten yang sulit menata pengungsi yaitu Magelang yang jumlah pengungsinya enam kali lipat dari perkiraan Pemkab setempat.

"Warga desa di wilayah kawasan rawan bencana III Merapi di Magelang sebelumnya terhitung berjumlah 3 ribu hingga 5 ribu jiwa, namun setelah terjadi letusan Merapi pada Selasa (26/10) lalu, pengungsi mencapai angka 30 ribu jiwa," katanya.

Pemkab juga dapat menggelar sosialisasi ancaman erupsi termasuk wilayah-wilayah berbahaya kepada warga lereng Merapi untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah pengungsi.

"Sebagian besar warga merasa panik karena tidak tahu wilayah-wilayah yang berpotensi terkena dampak erupsi," katanya.

Hal-hal sepertiini harus menjadi perhatian para warga agar langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah tidak sia-sia.

"Selama ini memang disadari jika kearifan lokal seperti kepercayaan masyarakat menjadi salah satu kesulitan terbesar dalam menghadapi ancaman bahaya dari suatu bencana," katanya.

Penanggungjawab induk posko pengungsian warga di Kecamatan Kemalang, Joko Rukminto, mengatakan peningkatan jumlah pengungsi mulai terasa sejak letusan Merapi pada Sabtu dini hari (30/10).(*)

ANT/AR09

Pewarta: NON
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010