Shanghai (ANTARA) - Indeks pasar saham China ditutup lebih rendah pada Jumat, di tengah kekhawatiran atas lonjakan kasus baru COVID-19 yang terus berlanjut dan pengetatan peraturan pemerintah.

Indeks Shanghai Composite berakhir turun 0,24 persen pada 3.458,23. Indeks saham unggulan CSI300 juga turun 0,55 persen.

Tetapi kedua indeks memiliki kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Juni, dengan CSI300 naik 2,3 persen dan Shanghai Composite naik 1,8 persen setelah turun tajam minggu lalu.

Penurunan saham perusahaan perawatan kesehatan menyeret pasar yang lebih luas, dengan indeks yang melacak sektor ini jatuh 3,75 persen. Sektor kebutuhan pokok konsumen turun 0,89 persen dan sektor TI turun 0,71 persen.

Penurunan terjadi ketika China pada hari Jumat ini melaporkan 124 kasus virus corona baru, jumlah harian tertinggi untuk infeksi COVID-19. Peningkatan kasus telah memicu kekhawatiran tentang prospek pemulihan ekonomi China yang tidak merata.

Saham perusahaan pendidikan juga turun, dengan indeks yang melacak sektor di pasar China daratan dan Hong Kong turun 0,73 persen. Indeks, yang dihantam oleh pelarangan les berbasis kurikulum di China bulan lalu, telah turun selama 11 minggu berturut-turut.

Duolingo Inco menyadari bahwa aplikasi pembelajaran bahasa populernya tidak lagi tersedia untuk diunduh di beberapa toko aplikasi China, setelah tindakan keras terhadap sistem kurikulum bimbingan belajar.

Indeks Shenzhen yang lebih kecil berakhir turun 0,2 persen dan papan pengembangan indeks ChiNext Composite melemah sebesar 1,178 persen.

Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah 0,14 persen, sedangkan indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,33 persen.

Pada pukul 07.03 GMT, yuan dikutip pada 6,465 per dolar AS, 0,06 persen lebih lemah dari penutupan sebelumnya di 6,461.

Baca juga: Saham China jatuh, dipicu khawatiran tindakan keras Beijing
Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah Kamis
Baca juga: Teknologi angkat saham China, kekhawatiran virus batasi kenaikan


Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021