Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan kebijakan Kementerian Perindustian (Kemenperin) memacu produktivitas dan memperkuat daya tahan industri nasional di tengah PPKM saat ini, terutama dengan pemberian izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI).

"Kami telah mengimplementasikan IOMKI sejak tahun 2020 atau di awal pandemi hingga hari ini. Kebijakan ini memberikan kepastian kepada industri untuk dapat terus beraktivitas dengan mengedepankan protokol kesehatan," kata Menperin melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Kebijakan lainnya, kata dia, adalah implementasi harga gas untuk industri sebesar enam dolar AS/MMbtu yang mampu meningkatkan utilisasi industri, mempertahankan tenaga kerja, dan diperkirakan akan mampu meningkatkan investasi hingga Rp192 triliun.

Baca juga: Menperin: Industri mampu beri kontribusi maksimal di tengah pandemi

Saat ini, baru tujuh sektor yang bisa menikmati kebijakan ini, sementara itu Kemenperin sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar bisa diperluas untuk 13 industri lainnya.

"Pada dasarnya kami ingin semua industri bisa memperoleh fasilitas ini karena sangat membantu peningkatan daya saing dan utilisasi industri," ujar Menperin.

Untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri, Kemenperin juga mendorong kebijakan program peningkatan penguatan produk dalam negeri (P3DN).

Saat ini, sudah terdapat 13.456 produk industri dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 25 persen yang masih berlaku sertifikatnya.

"Jumlah tersebut akan terus bertambah karena kami telah mengalokasikan anggaran pada tahun ini untuk membiayai proses sertifikasi TKDN," kata Menperin.

Kebijakan itu, kata dia, sejalan dengan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) untuk mendorong penguatan industri dalam negeri.

Selanjutnya, kebijakan substitusi impor 35 persen pada 2022 yang bertujuan menurunkan impor pada industri dengan nilai impor besar, simultan dengan peningkatan utilisasi produksi seluruh sektor industri pengolahan.

Substitusi impor juga menyasar peningkatan investasi industri, baik investasi baru maupun perluasan, untuk produk bahan baku dan penolong, serta barang modal.

Terkait purchasing manager's index (PMI) manufaktur Indonesia yang dalam delapan bulan sebelumnya selalu berada di atas angka 50 atau di level ekspansif, Menperin menyebutkan bahwa hal tersebut menunjukkan sektor industri tetap optimis. Pada Juni 2021, PMI manufaktur Indonesia masih berada pada angka 53,5.

Namun, adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang mengakibatkan pembatasan mobilitas, membuat PMI terkontraksi di angka 40,1 pada Juli 2021.

"Tapi, saya kira resiliensi sektor industri tidak perlu kita khawatirkan. Kita menunggu vaksinasi sektor industri dilaksanakan lebih cepat, sehingga industri bisa melakukan proses produksinya dalam kondisi normal," ujar Menperin.

Kemenperin bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan melaksanakan vaksinasi industri mulai akhir Juli lalu. Melalui program tersebut, sekitar 5.000 pekerja industri telah mendapatkan vaksinasi. Program ini ditargetkan dapat menjangkau pekerja industri di Jawa dan Bali hingga Oktober 2021.

Menperin memaparkan faktor turunnya PMI manufaktur Indonesia salah satunya juga berkaitan pengalihan bahan baku oksigen dari industri untuk membantu pasien COVID-19.

"Tadinya, sebelum merebaknya COVID-19 varian Delta, rasio oksigen untuk industri dan medis adalah 70:30. Saat ini menjadi 90 persen untuk medis dan 10 persen untuk industri, sehingga dampaknya industri tidak mendapatkan oksigen untuk bahan baku," ujarnya.

Sementara itu, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 3-4 persen pada triwulan III dan 4-5 persen di triwulan IV 2021.

"Tentunya, target tersebut bisa tercapai apabila vaksinasi untuk sektor industri, termasuk pekerja industri, bisa berjalan dengan baik," ujar Menperin Agus Kartasasmita.

Baca juga: Menperin optimistis PMI Manufaktur turun bersifat temporer
Baca juga: Menperin: Industri pengolahan jadi penggerak utama ekonomi triwulan II

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021