Padang (ANTARA News) - Seorang psikolog mengatakan, trauma pada korban gempa 7,2 SR disertai tsunami yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai 25 Oktober 2010 membutuhkan waktu lama untuk menghapusnya.

"Trauma yang dialami warga Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak mudah untuk ditangani, dan masyarakat butuh waktu lama agar trauma akibat gempa disertai tsunami tersebut bisa hilang," kata Sekretaris Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) Sumatera Barat, Nina Febrina, Minggu.

Menurut Nina, penanganan trauma harus melihat usia, tingkat pendidikan, dan kesaksian masyarakat pada tragedi itu.

"Penyembuhan para korban memang memerlukan waktu yang relatif lebih lama, dan didahului dengan analisis jenis dan tingkat keparahan sesuai urgensinya terlebih dahulu," katanya.

Susahnya menghilangkan trauma karena warga setempat mengetahui mereka tinggal di daeah yang dekat dengan laut dan potensi bencana alamnya sangat tingi.

"Seperti kita ketahui Mentawai berada di kawasan rawan bencana seperti gempa bumi, ini menyebabkan penyembuhan trauma masyarakat dapat memakan waktu yang lama," tegasnya.

Dia menganggap perlu peran serta pemerintah dan tim yang kompeten untuk mengembalikan keceriaan masyarakat kepulauan tersebut.(*)

ANT/AR09

Pewarta: NON
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010