Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah ruas jalan di Kota Yogyakarta mulai bersih dari abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi pada Sabtu dini hari (30/10), setelah pemerintah setempat terus melakukan upaya pembersihan.

"Kami terus melakukan pembersihan jalan sejak Sabtu dengan cara menyemprotkan air dan pembersihan akan terus dilakukan agar jalan-jalan di Yogyakarta bebas dari abu vulkanik," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pembersihan jalan pada Sabtu dan Minggu (31/10), masih difokuskan pada tempat-tempat yang dianggap perlu tetapi kemudian ditindaklanjuti pada Senin (1/11) dengan memperluas wilayah yang dibersihkan, khususnya di tiga kecamatan.

Ketiga kecamatan tersebut adalah Tegalrejo, Jetis dan Gedongtengen, karena belum tersiram air hujan sehingga tumpukan abu vulkanik masih cukup tebal.

"Pada hari ini, seluruh masyarakat di Malioboro juga melakukan kerja bakti menyingkirkan abu di jalan dan di trotoar," katanya.

Haryadi mengatakan, pembersihan jalan dan trotoar dari abu vulkanik akan terus dilakukan pada Rabu (3/11) dengan membersihkan Jalan Urip Sumohardjo.

"Yogyakarta sudah mulai bersih sehingga sudah tidak banyak masyarakat yang menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah," katanya.

Hingga Minggu (31/10), Pemerintah Kota Yogyakarta telah mendistribusikan sekitar 200.000 masker ke kelurahan-kelurahan yang bisa dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat.

Selain kondisi Kota Yogyakarta yang sudah mulai bersih dari abu vulkanik, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta juga meyakinkan bahwa kualitas udara di wilayah tersebut masih cukup aman dan masih cukup jauh dari ambang batas normal seperti yang ditetapkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 153 Tahun 2002.

Berdasarkan uji parameter kualitas udara yang dilakukan di delapan lokasi pada Senin (1/11) pukul 08.00-12.00 WIB, diketahui hasil tertinggi untuk pengukuran sulfur oksida (SOx) adalah 0,13 part per milllion.

"Padahal, ambang batas untuk sulfur oksida adalah 0,34 ppm sehingga kualitas udara di Yogyakarta masih tetap normal," katanya.

Pengukuran parameter sulfur oksida tersebut dilakukan karena abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi mengandung banyak silica dan sulfur oksida.

Selain itu, lanjut dia, kualitas air sumur juga masih cukup normal berdasarkan pengukuran air sumur di Kelurahan Kricak.
(T.E013/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010