Paris (ANTARA News/AFP) - Kelompok 20, bertemu minggu depan, semestinya akan mengenyahkan pelanggaran-pelanggaran pasar keuangan di jantung krisis global namun sedikit yang nampaknya telah berubah sejak pertemuan puncak terakhir mereka.

Para analis berharap reformasi sesudah ketidakjujuran pasar yang meruntuhkan sederet bank yang "terlalu besar untuk rontok" dan memicu kemerosotan terburuk sejak 1930an telah memudar dengan kembalinya mentalitas "kaya dengan cepat".

"Kebiasaan buruk lama telah kembali jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan," kata Denis Marcadet dari Vendome Associes di Paris.

"Cari banyak uang dan dengan cepat," menjadi refren lagi, katanya.

G20 yang kaya dan ekonomi berkembang utama telah membuat reformasi pasar keuangan tujuan utama namun para analis mengatakan bahwa keinginan baik gagal bertahan menghadapi realitas.

"Tidak ada yang berubah, kalau pun ada hal itu hanyalah bahwa bank kini memberi kesan jauh lebih ketat agar supaya jangan sampai terpublikasikan ke seluruh halaman depan," kata Eric Singer dari Singer and Hamilton, agen head-hunting yang memiliki spesialisasi pada penunjukkan jasa keuangan.

Derivatif -- instrumen investasi kompleks dan sering sangat spekulatif dipersalahkan menjadi penyebab kebanyakan gejolak dan kerusakan -- terus digunakan secara luas dan diperdagangkan dengan sedikit pengawasan regulasi berarti.

"Pasti, kini terdapat lebih sedikit (derivatif) daripada sebelum krisis global namun mereka masih banyak digunakan. Terdapat tujuh triliun euro (9,9 triliun dolar) disana," kata Olivier Huneau, seorang pialang di www.nouveautrader.com.

Perdagangan spekulatif derivatif yang tidak terkontrol menenggelamkan raksasa perbankan investasi AS Lehman Brothers pada akhir 2008, memicu reaksi berantai yang membuat sistem keuangan global, dan kemudian ekonomi, bertekuk lutut.

Jangan lagi, kata para politisi dan regulator, namun dua tahun kemudian apakah ada yang telah berubah? Kultur bonus, dikatakan telah mendorong pengambilan risiko terlalu banyak, nampak masih hidup dan sehat, kata para analis.

Tahun ini, bank, pialang dan organisasi keuangan akan membayar bonus senilai 144 miliar dolar kepada staf, menurut studi Wall Street Journal.

"Kami tak diragukan lagi telah membuat banyak kemajuan, di atas kertas, namun kebanyakan hanyalah tipuan," kata Pierre Ciret, ekonom pada Edmond de Rothschild Asset Management.

Ciret mengatakan bank, banyak yang ditopang agar mengambang dengan dukungan masif pemerintah, perlu diteliti secara ketat karena, apakah mereka lebih hati-hati sekarang, "semuanya itu akan berubah ketika neraca mereka ditata."

Singer mengatakan pihak-pihak yang berwenang tidak memahami bahwa gelembung spekulatif kini dapat terbentuk dengan sangat cepat, berarti bahwa para regulator harus lebih mengantisipasi.

Pada pertemuan puncak 2009 mereka di Pittsburg di Amerika Serikat, G20 menyerukan peningkatan pengawasan terhadap pasar derivatif, gaji dan bonus para pialang bersama dengan peringkat badan-badan tersebut -- untuk membuat mereka lebih baik memonitor risiko kredit -- dan membatasi proprietary trading, dimana para pialang berdagang dengan mereka sendiri bukan klien.

Tetapi langkah reformasi lain nampak lebih jauh.

Peraturan baru yang diusulkan September oleh regulator internasional Komite Basel untuk memperkuat kemampuan bank menghadapi krisis mendatang tidak berpengaruh hingga 2013.

Inisiatif lain untuk memperbaiki kualitas kepemilikan ekuitas bank tidak akan berlaku sampai 1 Januari 2015.

Bagaimanapun juga, grup-grup lobi bank telah aktif di sela-selanya, dengan argumentasi bahwa terlalu keras pengetatan regulasi dapat membatasi pinjaman dan mengancam pemulihan global. (ANT/K004/TERJ)

Penerjemah:
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010