Magelang (ANTARA News) - Banjir lahar dingin atau yang biasa disebut masyarakat lereng barat Gunung Merapi sebagai banjir ladhu semakin besar di alur Kali Lamat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin.

"Semakin besar banjirnya hari ini dari empat gorong-gorong yang satu sudah tertutup ladhu, yang tiga tinggal setengah meter tinggi air dari gelagar jembatan," kata warga Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng, Sugino (26), di Magelang, Senin.

Ia mengemukakan, pada Senin pagi pulang dari salah satu penampungan di kota Kecamatan Muntilan sekitar 30 kilometer barat puncak Merapi ke dusunnya yang berjarak sekitar 6,5 kilometer barat puncak Merapi untuk menengok rumah dan memberi makan ternak.

Arus air berwarna kecokelatan karena bercampur abu di aliran sungai itu antara lain membawa batu Merapi cukup besar dan banyak batang pohon.

Ia mengatakan, ladhu tertahan gorong-gorong jembatan Kali Lamat di Desa Kali Bening yang menghubungkan dengan Desa Sumber sekitar 10 kilometer barat puncak Merapi.

"Ini kalau makin deras, air bisa melimpah melewati jalan di atas jembatan," katanya.

Ia mengatakan, hanya beberapa warga yang berani melewati jembatan itu dengan sepeda motor, sedangkan lainnya melewati jalan lain untuk mencapai rumahnya di sejumlah dusun di Desa Ngargomulyo.

Beberapa pohon di pinggir kali itu tumbang menimpa pagar jembatan dari besi di sebelah timur.

Ia mengatakan, pada Minggu (7/11) malam turun hujan air bercampur abu meskipun tidak deras di kawasan itu.

Seorang warga Tangkil lainnya, Gimin (40) juga mengatakan terjadinya banjir ladhu di alur Kali Lamat Desa Kalibening.

"Mereka yang berani lewat, harus hati-hati, yang lain batal melewatinya karena berbahaya," katanya.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010