Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyatakan DPD menyebutkan bahwa pandemi juga memberikan Indonesia hikmah dalam mengetahui kelemahan-kelemahan fundamental.

Saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin, dia mengatakan memang di setiap musibah dan bencana, selalu ada hikmah.

"Pandemi Covid-19 ini juga memberikan hikmah. Dan hikmah terbesar adalah, kita sebagai bangsa mengetahui kelemahan-kelemahan fundamental, yang selama ini belum terungkap secara terang benderang," kata dia.

Baca juga: Presiden sebut kesadaran masyarakat menguat selama 1,5 tahun pandemi

Tentu, menurut LaNyalla, hikmah itu bukan hanya untuk direnungi saja. Tetapi menjadi titik awal pekerjaan besar bangsa ini ke depan.

"Dengan pandemi ini kita menyaksikan dan melihat sendiri bagaimana ketahanan sektor kesehatan kita, ketika terjadi ledakan korban Covid-19, rumah sakit nyaris kolaps, tenaga medis berguguran. Fasilitas kesehatan dan alat medis yang kekurangan di sana-sini," kata dia.

Pandemi juga membuka mata soal kualitas kesehatan masyarakat yang ternyata rentan dengan komorbid. Kemudian lanjut dia, pandemi juga memberitahu dengan terang benderang bagaimana industri alat kesehatan yang masih didominasi produk impor.

Baca juga: Sri Adiningsih: HUT RI momentum kebangkitan ekonomi di saat pandemi

"Sementara beberapa anak bangsa yang mencoba memproduksi sejumlah alat pendukung medis di tengah pandemi belum mendapat kepercayaan dari kita sendiri. Mulai dari ventilator sampai Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara," kata LaNyalla.

Pandemi juga memberikan hikmah di sektor pendidikan yang selama ini tidak terbuka secara terang benderang. Yaitu, kualitas pembelajaran Indonesia ketika dihadapkan kepada pola baru, belajar dari jarak jauh atau online.

Termasuk, kesiapan dukungan sarana dan infrastruktur di desa dan pelosok negeri. Pandemi juga memberi hikmah tentang ketahanan sektor sosial bangsa ini.

Terutama, menurut dia bagaimana negara hadir menjangkau masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial. penyempurnaan database terhadap penerima bantuan harus menjadi pekerjaan hari ini.

Baca juga: Ketua MPR ingatkan ancaman terorisme akibat pandemi COVID-19

"Apalagi dengan karakteristik penduduk yang memiliki mobilitas urbanisasi yang tinggi. Ditambah dengan banyaknya penduduk yang belum tersentuh akses perbankan," ucapnya.

Pandemi juga memberi hikmah sekaligus pekerjaan besar kepada Bangsa Indonesia untuk memikirkan ulang bagaimana ketahanan ekonomi di sektor produksi dalam negeri, mulai dari skala UKM hingga menengah besar.

"Kita sudah melihat bagaimana UMKM yang mengandalkan transaksi langsung di pasar merasakan dampak dari konsekuensi pembatasan sosial. Sementara market place melalui sejumlah unicorn lebih banyak diisi barang impor dan hanya menjadikan anak bangsa kita sebagai drop shipper dan pedagang yang membuka toko saja," ujarnya.

Baca juga: Ketua DPD tak setuju pendapat yang sebut negara gagal tangani pandemi

LaNyalla mengajak semua pihak merenungkan dan meresapi tema Hari Ulang Tahun Kemerdekaan kali ini, yaitu "Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh".

Sebab, kata tangguh dalam kamus Bahasa Indonesia berarti sulit dikalahkan atau kuat sekali. Sedangkan kata tumbuh berarti bertambah besar atau sempurna.

"Ini tentu tidak main-main. Karena kita harus mampu mewujudkan apa yang sudah kita canangkan. Sehingga tidak berhenti sebagai slogan dan tema tahunan saja," kata dia.

LaNyalla mengajak semua peserta Sidang Tahunan MPR untu memfokuskan pikiran dan hati sebagai negarawan sejati, untuk bersama melangkah mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2021