Brasilia (ANTARA News/AFP) - Presiden terpilih Brazil, Dilma Rousseff, Kamis mengecam "kebijakan dolar lemah" Washington saat dia tiba di Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan G-20 yang fokus pada "perang mata uang" yang sedang berkembang.

"Kebijakan dolar yang lemah adalah kuburan bagi seluruh dunia. Ini sebuah masalah yang selalu menimbulkan masalah," katanya kepada wartawan di Seoul, menurut kantor berita negara Brazil, Agencia Brasil.

"Saya yakin hal itu akan membuat proteksionisme disamarkan," kata Rousseff, seorang ekonom terlatih yang terpilih bulan lalu untuk menggantikan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang habis masa dinasnya mulai tahun depan.

"Saya percaya kita harus melihat dengan hati-hati dan mengambil semua tindakan yang mungkin. Ini tidak baik bagi Brazil" untuk memiliki sebuah dolar lemah mengobral ekspor Brasil, katanya.

Rousseff tidak mengatakan apa tindakan tambahan Brazil yang sedang direnungkan.

Negara ini telah menaikkan pajak atas penanaman modal pendapatan tetap untuk memperlambat gelombang masuk uang asing yang telah mendorong nilai mata uang Brazil, yang sebenarnya. Dan bank sentral telah masuk untuk membendung kenaikan dolar, dengan keberhasilan yang terbatas.

Pejabat Brazil, Lula dan Rousseff di antara mereka, yang menuduh Amerika Serikat dan China sengaja melemahkan mata uang mereka (undervalue) untuk meningkatkan ekspor mereka sendiri dan membuatnya lebih mahal bagi warga mereka untuk membeli barang-barang dari luar negeri.

Brazil ketakutan karena "perang mata uang" bisa menarik keluar dari bawah karpet ekonomi yang sedang booming. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010