Klaten (ANTARA News) - Seorang bayi yang lahir di barak pengungsian di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro di kota itu setelah mendapatkan perawatan intensif di instalasi intensive care unit (ICU) sejak Selasa (9/11).

Pejabat Hubungan Masyarakat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Petrus Trijoko, Jumat, mengatakan bayi tersebut merupakan anak dari Suwarti, pengungsi asal Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten yang lahir secara prematur pada Selasa (9/11) lalu.

"Bayi tersebut meninggal Kamis malam sekitar pukul 22.00 karena kondisi kesehatan tubuhnya yang menurun sejak dilahirkan ibunya," katanya.

Dia menjelaskan bayi yang belum sempat diberi nama tersebut lahir dengan berat badan kurang dari dua kilogram sehingga mendapatkan perawatan di ICU sejak kelahirannya.

Dengan demikian, lanjutnya, jumlah korban yang meninggal dunia pascaerupsi Merapi di Klaten adalah sebanyak 15 orang.

"Tiga orang diantaranya meninggal akibat combotio atau luka bakar, sementara lainnya meninggal karena kecelakaan saat evakuasi dan faktor usia," kata Petrus.

Pada Kamis (11/11) lalu, Samto (60), warga Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, meninggal dunia di RSUP Klaten akibat luka bakar 80 persen di sekujur tubuhnya.

Hingga Jumat siang, RSUP Soeradji Tirtonegoro menerima sebanyak 385 pasien yang merupakan korban erupsi maupun pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan di barak-barak pengungsian.

"Para pasien yang dirawat inap berjumlah 93 orang pada hari ini dan 14 diantaranya masih mendapatkan perawatan intensif akibat luka bakar di tubuh mereka," katanya.

Tidak hanya berasal dari Kabupaten Klaten, para pasien yang dirawat di RSUP Klaten juga berasal dari Kecamatan Cangkringan dan Ngemplak (Sleman, D.I. Yogyakarta) dan Boyolali.

Petrus menjelaskan pihaknya terus menyiagakan tim medis untuk menangani gangguan kesehatan puluh ribuan pengungsi yang tersebar di ratusan titik di Klaten.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010