Moskow (ANTARA News/Reuters) - Istri dari seorang wartawan Rusia yang dipukuli secara kejam oleh penyerang yang tidak teridentifikasi mengatakan pada Jumat bahwa sang wartawan mulai mendapatkan kesadaran setelah terbaring dengan status koma selama seminggu.

Dua pria menggunakan pipa besi yang disembunyikan di sebuket bunga untuk menyerang Oleg Kashin, seorang wartawan politik harian Kommersant, di dekat apartemennya di Moskow akhir pekan lalu, beberapa menit berjalan kaki dari Kremlin.

Mereka meretakkan tulang tengkoraknya dan menghantam kedua kakinya serta jemari tangannya dalam satu serangan yang bertubi-tubi dan fatal terhadap wartawan tersebut.

"Oleg melihat saya untuk pertama kalinya, kami berpegangan tangan.. Ia masih dalam masa sulit namun sudah sepenuhnya sadar," kata sang istri Evgenya Milova kepada Reuters ketika dihubungi melalui telepon pasca mengunjungi suaminya.

"Saya memberitahunya tentang berapa banyak dukungan yang datang dari semuanya, ia masih menggunakan alat bantu pernapasan dan tidak dapat berbicara, tapi saya bisa pastikan bahwa reaksinya sangat senang, dan ia tersenyum," katanya dengan antusias.

Ratusan wartawan dan bloggers melakukan aksi untuk mendukung Kashin (30) di Moskow Tengah pada Kamis yang menuntun otoritas setempat menemukan dan mengadili pelaku yang bertanggung jawab terhadap serangkaian penyerangan terhadap wartawan.

Telah ada 19 kasus pembunuhan terhadap wartawan tak terselesaikan sejak 2000 di Rusia, termasuk pembununuhan terhadap kritikus Kremlin Anna Politkovskaya pada 2006, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) asal New York.

Daftar CPJ menunjukkan bahwa Rusia berada di peringkat kedelapan dalam urutan negara yang paling berbahaya bagi wartawan.

Penyerangan terhadap Kashin, yang menulis blog tentang rencana pembangunan jalan raya melalui hutan lindung di tepi kota Moskow, tertangkap melalui kamera CCTV.

Presiden Dmitry Medvedev telah berjanji untuk memperbaiki tatanan masyarakat sipil dan memberikan kebebasan lebih kepada warga untuk mengkritik pemerintah, walaupun ia dikritik karena tidak melakukan aksi apapun.

Istri Kashin mengatakan bahwa dokter menolak memberikan waktu yang pasti untuk pemulihan suaminya.

"Ia telah sadar, tapi dokter masih sangat berhati-hati dan ragu untuk menyatakan diagnosisnya, mereka tidak memberikan waktu yang pasti kepada kami," katanya kepada Reuters.

Kommersant merupakan harian yang menerbitkan kritik halus terhadap pemerintah, tapi Kashin membuat sekelompok orang marah dengan laporan penyelidikannya tentang kelompok ekstrimis dan juga pergerakan muda pro Kremlin dan oposisi di suratkabar dan blognya yang populer.(*)

(Uu.KR-PPT/M014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010