Sungailiat, Bangka (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispernak) Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), menemukan 20 ekor kambing kurban mati di sejumlah pedagang hewan di Kota Sungailiat akibat penyakit Tympani.

"Sejak mulai didatangkannya kambing kurban dari luar pulau Bangka, sampai dengan sekarang tercatat 20 ekor kambing yang mati akibat penyakit Tympani atau kembung pada bagian perut," kata Pjs Kepala Dispernak Kabupaten Bangka, Rahmani, di Sungailiat, Senin.

Ia mengatakan, kambing yang mengalami kembung akibat angin diperutnya lebih disebabkan oleh perawatan manusianya yang kurang memperhatikan kebersihan makanan dan kandang hewannya.

"Seharusnya, kambing yang baru datang harus diberikan makanan yang sehat dan tidak mengandung air, dan diberikan makanan tambahan yang sehat," katanya.

Menurutnya, meskipun penyakit "Tympani" bukan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tetapi kambing yang terserang penyakit ini 90 persen mati.

"Sebenarnya kalau belum terlambat, kambing yang mengalami kembung bisa diobati dengan pemberian obat Trokad melalui suntik pada lambungnya untuk mengeluarkan udara dalam perut," katanya.

Dia mengatakan, selain mendapatkan 20 kambing kurban yang mati ditemukan pula sebanyak 40 ekor kambing yang sakit.

"Kambing yang sakit pada umumnya mengalami mencret-mencret karena perubahan cuaca dimana ada perubahan cuaca dari daerah asal kambing sebelumnya dengan cuaca di Bangka," katanya.

Dia mengatakan, kambing yang mencret mudah disembuhkan dengan pemberian obat poralit dan memberikan makanan yang tidak kering.

"Sampai dengan sekarang, jumlah hewan kurban yang masuk di Kabupaten Bangka sebanyak 1.304 ekor yang terdiri dari 400 ekor sapi dan 904 ekor kambing," katanya.

(KR-KMN/D009/S026)

Pewarta: NON
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010