Yogyakarta (ANTARA News) - Intensitas erupsi Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mulai menurun dan stabil. Masyarakat diminta tetap mewaspadainya, kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandrio.

Menurut dia, di Yogyakarta, Rabu, intensitas Gunung Merapi sudah mulai menurun dibandingkan beberapa waktu lalu, bahkan hingga Rabu pukul 06.00 WIB belum tercatat adanya luncuran awan panas, sedangkan gempa vulkanik telah terjadi empat kali, gempa tektonik dua kali, dan tremor terpantau secara beruntun.

Ia mengatakan tremor yang terjadi beruntun berkorelasi dengan hembusan asap tebal dan pekat yang disertai dengan abu vulkanik. Jika ada gempa "low frequency" kemungkinan berhubungan dengan adanya dinamika magma yangmemungkinkan untuk bergerak ke atas sehingga berpotensi membentuk kubah lava yang nantinya berpotensi juga terjadinya awan panas.

"Kondisi Gunung Merapi yang terpantau sejak 15 November 2010 hingga Rabu pagi relatif stabil, bahkan tercatat Merapi tak mengeluarkan awan panas namun status awas Gunung Merapi belum dicabut karena kemungkinan erupsi masih bisa terjadi," katanya.

Meskipun terpantau stabil, kata Subandrio, kalangan masyarakat diminta tetap waspada dengan aktivitas Gunung Merapi. Awan panas potensinya masih cukup besar dan dominan di wilayah Kali Gendol, sedangkan jauh luncuran tergantung volume kubah lavanya, yakni semakin besar volumenya maka jarak luncur semakin jauh.

Ia mengaku belum belum bisa melihat pertumbuhan kubah lava karena asap di kawah yang baru itu sangat pekat. Kawah di atas dengan diameter 400 meter tampak dua lubang.

"Kami hanya melihat tumbuhnya magma dimana. Jika tumbuhnya di lubang bagian tenggara selatan di dekat kawah Gendol yang agak bawah otomatis akan mudah longsor," katanya.

Aktivitas Gunung Merapi yang terpantau petugas pengamatan Gunung Merapi menunjukkan cuaca berkabut menyelimuti gunung sepanjang Rabu dini hari hingga pagi. Meski demikian, sesekali cuaca cerah dan teramati asap setinggi satu kilometer berwarna kecokelatan condong ke barat hingga barat laut.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010