Jakarta (ANTARA) - Direktur Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Djatmiko Bris Witjaksono mengungkapkan kerja sama antara ASEAN dan negara mitra ASEAN perlu ditingkatkan, terutama dalam mendukung implementasi prioritas ASEAN tahun 2021 dan mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Hal tersebut diungkapkan Djatmiko dalam pertemuan ketiga Pejabat Ekonomi Senior ASEAN ke-52 (Senior Economic Officials Internal/SEOM 3/52) dengan negara mitra eksternal secara virtual.

“Rangkaian pertemuan SEOM dengan negara mitra ASEAN ini diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan kerja sama global, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 dan mendukung implementasi prioritas ASEAN tahun 2021,” jelas Djatmiko selaku SEOM perwakilan pimpinan Indonesia lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Mitra eksternal ASEAN terdiri dari Kanada, Korea Selatan, Tiongkok, Hongkong, Amerika Serikat, India, Rusia, Inggris, Swiss, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Uni Eropa. Rangkaian pertemuan eksternal ASEAN SEOM dilakukan pada 5, 11, 16, dan 23 Agustus 2021 setelah sebelumnya dilakukan pertemuan internal pada 2-4Agustus 2021.

Pertemuan diawali dengan konsultasi ke-14 antara ASEAN dengan Kanada (14th SEOM – Canada Consultations) untuk menyelesaikan Reference Paper for a possible ASEAN-Canada Free Trade Agreement.

Direktur Perundingan ASEAN Dina Kurniasari mengungkapkan, Indonesia selaku negara kordinator, memegang peranan kunci untuk menyelesaikan Reference Paper pada pertemuan SEOM.

“Walaupun masih ada beberapa pending issue yang belum diselesaikan, namun Indonesia berharap dokumen ini bisa diselesaikan secepatnya dan ASEAN-Canada FTA dapat segera diluncurkan,” ujarnya.

Pertemuan juga membahas upaya upgrading beberapa FTA yang dimiliki ASEAN dengan negara mitra, yaitu dengan Korea Selatan, Tiongkok, India, dan Australia-Selandia Baru.

“Upgrading ASEAN Plus One FTAs bertujuan untuk menjadikan setiap Perjanjian ASEAN Plus One semakin relevan, modern, transparan, user-friendly, predictable, dan sederhana,” ujar Dina.

Selanjutnya, pertemuan konsultasi antara ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru membahas peningkatan ASEAN Australia New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) dengan target finalisasi pada September 2022. Disamping itu, dibahas keinginan Chile untuk bergabung ke dalam perjanjian AANZFTA.

“Chile merupakan negara yang berpotensi memberikan keuntungan bagi AANZFTA. Secara prinsip seluruh pihak dapat menerima Chile untuk bergabung ke dalam Perjanjian AANZFTA, mengingat keuntungan yang akan kita dapatkan khususnya peningkatan akses pasar ke Amerika Latin” ujar Dina selaku Alternate SEOM Indonesia.

Pada pertemuan konsultasi SEOM dengan Jepang (Ministry of Economy, Trade, and Industri/METI), Jepang menyampaikan proposal tentang “ASEAN-Japan Priority for Innovative and Sustainable Growth”.

Proposal itu bertujuan untuk membantu pemulihan ekonomi pascaCOVID-19 melalui penggunaan digitalisasi teknologi. Pada pertemuan tersebut sepakat agar Jepang dapat menyusun concept paper untuk menjelaskan secara lebih detail tentang proposalnya sehingga ASEAN dapat melakukan konsultasi domestik untuk mendapatkan masukan terhadap konsep tersebut.

“Penggunaan digitalisasi teknologi akan mendukung upaya percepatan pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19. Namun, Indonesia akan mempelajari proposal Jepang secara komprehensif terlebih dahulu,” tandas Dina.
Baca juga: ASEAN perkuat kerja sama dengan AS, Korea, dan Jepang pada forum SEOM
Baca juga: Kemendag dorong pelaku UMKM perluas pasar di Asean
Baca juga: Indonesia dukung ASEAN-Korea Centre digitalisasi kegiatan promosi


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021