Sleman (ANTARA News) - Para pengungsi korban bencana letusan Gunung Merapi yang berada di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, belum memanfaatkan bilik asmara yang disediakan dengan alasan tidak tahu ada fasilitas tersebut.

"Kami malah tidak tahu jika ada bilik asamara untuk pasangan suami istri," kata salah seorang pengungsi dari Dusun Gaungan, Desa Wukirsari, Cangkringan, Rabu, yang mengaku tinggal di stadion itu sejak erupsi besar Merapi 5 November lalu.

"Ya kalau dihitung sudah lebih dua minggu kami mengungsi dan selama ini memang kesulitan untuk menyalurkan kebutuhan biologis suami istri," katanya.

Pengelola Stadion Maguwoharjo telah menyediakan dua kamar ukuran besar untuk memenuhi kebutuhan biologis pasangan suami istri.

Bilik dengan ukuran kamar delapan kali sembilan meter itu berada di lantai dua Stadion Maguwoharjo di sisi barat, dilengkapi kamar mandi dan kasur serta bantal.

"Kami menyediakan kamar ini untuk para pengungsi yang ingin berhubungan suami istri," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Stadion Maguwoharjo Sarah Waluyo.

Menurut dia, secara teknis sebenarnya sangat mudah bagi pasangan suami istri untuk menggunakan kamar tersebut. Asal mereka adalah suami istri dan melapor ke posko, maka dengan cepat petugas akan mengantar dan memberikan kunci kamar.

"Asal suami istri, kami persilakan mereka ke kamar yang telah disediakan, kami tahu para pengungsi sudah setengah bulan di barak pengungsian umum ini, jadi kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai hiburan dan pelepas rasa stres," katanya.

(V001/Z003/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010