Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi tinggi diperlukan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat di tengah peningkatan tingkat pengangguran dan kemiskinan pada masa pandemi COVID-19.

"Serta untuk keluar dari middle income trap dalam jangka menengah panjang,” kata Menko Airlangga dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) APINDO ke-31 secara virtual di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyampaikan strategi dalam memulihkan perekonomian nasional terus menunjukkan hasil yang membaik dari waktu ke waktu. Pemerintah sangat berkomitmen dalam menangani COVID-19 dari sisi kesehatan yang seimbang dengan pelaksanaan berbagai program PEN.

Baca juga: Menko Airlangga targetkan investasi capai Rp1.200 triliun pada 2022

Hal tersebut berpengaruh terhadap permintaan domestik yang tercermin dari Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,93 persen (yoy) dan juga direspon dengan peningkatan kapasitas produksi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 7,54 persen (yoy).

Begitu juga dengan perbaikan permintaan global yang menjadi stimulus tambahan sehingga ekspor dan impor dapat tumbuh tinggi masing-masing sebesar 31,78 persen dan 31,22 persen (yoy).

Momentum pemulihan ekonomi, lanjut Airlangga, terlihat di triwulan II 2021 yang sejalan dengan pemulihan ekonomi global, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 7,07 persen (yoy).

Persentase tersebut merupakan yang tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage dan lebih tinggi daripada beberapa negara peers yang telah merilis angka pertumbuhannya, seperti Vietnam 6,6 persen dan Korea Selatan 5,9 persen.

Baca juga: Airlangga: Kuartal III 2021 akan ada 4 juta UMKM-PKL terima banpres “Momentum perbaikan ini sangat bergantung terhadap usaha kita bersama dalam menangani COVID-19. Sinergi yang baik antara kebijakan ekonomi dan kesehatan dengan didukung oleh seluruh stakeholders akan memastikan pemulihan ekonomi segera kembali menguat pasca merebaknya varian Delta," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa reformasi struktural diperlukan untuk mewujudkan transformasi ekonomi dan keberlanjutan ekonomi pasca pandemi, serta meningkatkan daya saing investasi Indonesia.

"Reformasi struktural akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan dalam jangka panjang,” kata Airlangga.

Baca juga: Menko Airlangga minta pemda akselerasi belanja daerah, pacu ekonomi

Baca juga: Airlangga: Restrukturisasi kredit tidak bisa diperpanjang tiga tahun


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2021