Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo menyiapkan sedikitnya 20 tempat pengungsian warga, jika sewaktu-waktu letusan Gunung Bromo menimpa permukiman.

"Persiapan evakuasi sudah matang. Kami sudah menyiapkan lokasi pengungsian," kata Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat dihubungi dari Surabaya, Rabu malam.

Menurut dia, ke-20 tempat pengungsian itu berada di Kabupaten Probolinggo, meliputi gedung sekolah, balai desa, pasar, dan aula kantor Kecamatan Sukapura.

"Hingga kini tercatat 699 warga yang siap diungsikan. Mereka tinggal di zona merah Gunung Bromo atau berjarak sekitar tiga kilometer dari kawah," katanya.

Menurut Saifullah, upaya mitigasi akibat letusan Gunung Bromo dipimpin Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin dibantu Kepala Polres dan Komandan Kodim setempat.

"Jika nanti zona merah diperluas menjadi radius enam kilometer, maka terdapat 2.800 jiwa yang harus dievakuasi. Jika radiusnya diperluas lagi menjadi 10 kilometer, maka ada 6.000 jiwa yang harus diungsikan," kata Wagub.

Zona merah itu saat ini berada di Desa Cemoro Lawang dan Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

"Camat Sukapura saat ini sedang mendata warga yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Bromo. Data ini sangat penting karena sewaktu-sewaktu ada bantuan datang bisa tepat sasaran," katanya.

Wagub mengimbau masyarakat setempat lebih mementingkan jiwanya daripada harta bendanya, jika sewaktu-waktu letusan Gunung Bromo bersifat eksplosif.

"Soal kerusakan harta benda, nanti pemerintah yang akan menggantinya," kata Saifullah yang mengamati aktivitas Gunung Bromo dari Ngadisari sejak Rabu siang.

Kendati aktivitasnya mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelumnya, lanjut Saifullah, status Gunung Bromo tetap Awas (level IV).

"Saya minta seluruh wisatawan dan agen wisata untuk mematuhi larangan pemerintah agar tidak mendekati kawah Gunung Bromo dalam radius tiga kilometer," katanya.

Gunung api berketinggian 2.329 meter dari permukaan laut tersebut berstatus Awas (level IV) sejak Selasa (23/11) pukul 15.40 WIB setelah terjadi gempa tremor secara terus-menerus dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan mengeluarkan asap putih setinggi 300-400 meter.(*)

(T.M038/B015/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010