Semarang (ANTARA News) - Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah mencatat 603 orang pengguna jalan raya tewas akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama 2010.

"Selama semester pertama 2010 tercatat 4.438 kejadian kecelakaan dengan korban tewas mencapai 6603 jiwa," kata Kepala Sub Direktorat Pendidikan dan Rekayasa Polda Jawa Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi, Biman, dalam diskusi safety riding di kalangan pelajar dalam menekan kecelakaan lalu lintas, di Semarang, Kamis.

Menurut dia, secara umum angka kejadian kecelakaan lalu lintas dalam beberapa tahun terakhir ini masih cukup tinggi, meski secara kuantitas mengalami penurunan.

Pada tahun 2001, tercatat terjadi 11.370 kejadian kecelakaan, dengan korban meninggal mencapai 1.812 jiwa.

Jumlah tersebut mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 9.964 kejadian, dengan korban tewas sebanyak 1.429 jiwa.

Sementara pada tahun 2009, terjadi 7.907 kejadian dengan korban tewas 1.169 orang.

"Dengan demikian, selama tahun 2009, rata-rata terjadi 21 kecelakaan tiap hari, dengan jumlah korban tewas mencapai tiga orang," kata Biman dalam diskusi yang digelar dalam rangkan Hari Ulang Tahun Ke-73 Perum LKBN ANTARA.

Tingginya angka kecelakaan lalu lintas tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa banyak pengendara kendaraan bermotor yang belum memahami tentang pentingnya keselamatan berkendara.

"Masih banyak pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm, padahal sudah diwajibkan. Begitu pula dengan kewajiban menyalakan lampau pada siang hari," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Studi Psikologi Terapan Citra Pesona Jawa Tengah T.Supriyadi mengungkapkan, jumlah korban tewas di jalan raya ini behakan lebih banyak dibanding bencana Letusan Gunung Merapi ataupun tsunami Mentawai.

Untuk itu, kata dia, perlu ditumbuhkan kesadaran pentingnya keselamatan berkendara, khususnya di kalangan pelajar, mengingat jumlah korban kecelakaan terbesar justru dari kelompok ini.

Menurut dia, pengetahuan tentang keselamatan berkendara perlu masuk menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di sekolah.

"`Safety riding` cukup penting untuk masuk dalam kurikulum pendidikan, mengingat korban tewas di jalan raya justru lebih banyak dari bencana alam," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang Gurun Wicaksono menuturkan, ketaatan penggunan jalan terhadap rambu-rambu lalu lintas juga perlu ditingkatkan untuk menekan angka kecelakaan.

Ia menjelaskan, kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya.

"Dengan menaati rambu lalu lintas, diharapkan angka kecelakaan dapat ditekan," katanya.

Terlebih lagi, lanjut dia, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah moda transportasi massal, sebagai salah satu upaya menekan angka kecelakaan.

Dalam diskusi tersebut, hadir pula sebagai pembicara Kepala Bagian Pelayanan Klaim PT Jasa Raharja cabang Jawa Tengah Nazir Robert serta Analis dan Konsultan "Safety Riding" PT Astra Honda Motor Semarang, Oke Desianto.

(ANT/S026)



Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010