Probolinggo (ANTARA News) - Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan evakuasi warga terkait meningkatnya status Gunung Bromo saat ini.

Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, Gede Suantika, saat rapat koordinasi di kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Cemorolawang, Sabtu mengatakan, evakuasi akan dilakukan jika material vulkanik berupa kerikil keluar dari kawah Gunung Bromo.

Menurut dia, keluarnya material vulkanik mencapai kawasan rawan bencana I yang berjarak 3 km dari kawah Bromo.

Data seismik di Pos Pantau Gunung Bromo selama 12 jam terakhir, Gunung Bromo masih mengalami letusan minor (kecil) yang durasinya sekitar enam jam.

Sedangkan untuk ketinggian abu vulkanik yang disemburkan dari kawah gunung saat ini mengalami penurunan. Hanya 500 meter dengan tekanan sedang.

"Sedang abu yang menyebar masih ke arah barat daya (Malang)," ujarnya.

Sementara itu, hingga pukul 12.00 WIB, Gunung Bromo mengalami gempa tremor amplitudo 30 milimeter.

Sedangkan gempa vulkanik dangkal sebanyak 20 kali dengan amplitudo 36 milimeter.

Sementara itu, Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo mengoptimalkan sosialisasi kepada warga yang tinggal di sekitar Gunung Bromo terkait status awas gunung setempat.

"Masih ada penduduk di sini yang tinggal di radius 100 meter dari kawah gunung. Ini yang menjadi prioritas kami untuk terus melakukan sosialisasi," kata Kapolres Probolinggo, AKBP Zulfikar Tarius.

Menurut Zulfikar, penduduk sekitar Gunung Bromo hingga saat ini masih menganggap bahwa keluarnya asap hitam tebal dari kawah gunung merupakan hal biasa karena sering terjadi setiap tahunnya.

Untuk itu, lanjut dia, petugas kepolisian bekerja sama dengan TNI terus melakukan sosialisasi kepada warga setempat.

"Biasanya sosialisasi kami lakukan pada malam hari. Kalau pagi sampai sore, mereka bekerja," ujarnya.(*)
(T.A052/A035/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010