Asadabad, Afghanistan (ANTARA News) - Enam tentara Amerika Serikat yang melatih polisi Afghanistan di satu daerah rawan Taliban ditembak mati oleh salah seorang dari siswa-siswa mereka, kata para pejabat, Selasa.

Penembakan itu, yang menyusul serangkaian serangan serupa terhadap pasukan NATO, menekankan tentang tantangan-tantangan yang dihadapi misi pimpinan Amerika Serikat saat Afghanistan akan membangun tentara dan polisi nasional untuk mengambil alih tanggung jawab keamanan pada 2014.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang berada di bawah komando NATO mengatakan seorang pria bersenjata, yang diidentifikasikan sebagai penduduk lokal yang berada dalam pelatihan pasukan Barat selama beberapa hari juga tewas, dan penyelidikan sedang dilakukan.

Dengan mengenakan seragam polisi perbatasan Afghanistan, pria itu mengarahkan senjatanya ke pasukan ISAF dalam misi pelatihan Senin menewaskan enam tentara AS di Afghanistan timur yang dilanda aksi Taliban, kata pengumuman NATO.

Seorang pejabat pertahanan mengindentifikasi enam tentara itu berkebangsaan AS tetapi menolak merinci lebih jauh.

Ahmad Zia Abdulzai, juru bicara gubernur provinsi Nangarhar, tempat insiden itu terjadi mengatakan pria itu bernama Azat Gul, seorang polisi yang disekolahkan di pusat pelatihan di daerah Pachir Agam, distrik Khogyani.

"Setelah beberapa hari mengikuti pelatihan, kemarin ia menembaki dan menewaskan enam tentara Amerika. Insiden itu sedang diselidiki dengan serius," kata Abdulzai kepada AFP.

Tentara AS merupakan pasukan asing yang paling banyak di tempatkan di Afghanistan timur.

Kematian itu menambah jumlah korban tewas di kalangan pasukan koalisi tahun ini menjadi 558 personil, kata data AFP yang mengutip laman interbet icasualties.org.

Ini adalah angka kematian tahunan tertinggi sejak invasi pimpinan AS akhir tahun 2001. Tahun lalu 521 tentara NATO tewas.

Seorang juru bicara Taliban dalam komentarnya melalui e-mail badan Pemantauan SITE memuji serangan itu.

Dengan menyebut penyerang itu bernama Izzatullah, juru bicara itu mengatakan ia menembak enam tentara AS dan mencederai beberapa orang lainnya sebelum tewas akibat serangan balasan.

AS membuat satu program besar-besaran -- dalam tahun fiskal 2010 dengan dana 9,2 miliar dolar -- untuk membangun tentara dan polisi Afghanistan bagi keamanan tahun 2014 , seperti yang dijanjikan NATO dalam pertemuan di Lisabon sepekan lalu.

Tetapi program itu mengalami masalah akibat serangkain penembakan baik oleh pihak gerilyawan yang berpakaian seragam pasukan keamanan Afghanistan atau para tentara yang nakal.

Seorang juru bicara ISAF mengatakan insiden Senin itu adalah korban tewas terbanyak dalam tipe itu sejak lebih dari dua tahun lalu.

Bulan ini NATO mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah seorang tentara Afghanistan membunuh dua tentara koalisi di satu pangkalan militer di kota Sangin, provinsi Helmand.

Pada Juli, seorang tentara Afghanistan membunh dua kontraktor AS di sebuah pangakalan militer di Afghanistan utara.

Sepekan kemudian seorang tentara Afghanistan membunuh tiga tentara Gurkha Inggris.

Pada tahun 2009, lima tentara Inggris tewas akibat ditembak polisi Afghanistan.

Polisi dianggap sebagai titik pusat untuk menangani Afghanistan memimpin perang terhadap Taliban, yang disingkirkan dari kekuasaan oleh invasi pimpinan AS akhir tahun 2001 tetap melancarkan perang gerilya yang banyak menimbulkan korban jiwa di pihak pasukan Afghansitan dan asing.

Ada sektar 80.000 personil polisi dan pasukan AS dan NATO mengharapkan untuk menambah personil pasukan keamanan itu menjadi 134.000 persoil pada Oktober tahun depan, bersama dengan 170.000 personil tentra untuk tahunan yang sama.

Kelompok pemikir terkemuka International Crisis Group mengeluarkan satu tinjauan tentang perang itu, mengatakan pasukan keamanan Afghanistan "terbukti tidak berdaya menghadapi Taliban" dan "korup, kejam dan ganas". (*)
AFP/H-RN/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010