"Saya berpesan pada Komisi III DPR untuk mengutamakan pertimbangan soal integritas dan rekam jejak yang baik," kata Busyro Muqqodas usai menghadiri penetapan dirinya sebagai Ketua KPK pada Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.
Menurut Busyro, salah satu bentuk memiliki integritas tinggi yakni tidak tergoda pada suap, karena anggota Komisi Yudisial akan rawan pada godaan suap.
Ketika melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon anggota Komisi Yudisial, menurut dia, hendaknya Komisi III DPR bisa
mendalami soal sikap dan komitmen calon anggota Komisi Yudisial terhadap godaan suap dan sebagainya.
"Kalau sampai Komisi III DPR memilih anggota Komisi Yudisial yang `doyan` duit maka yang akan rusak citranya adalah lembaga Komisi Yudisial," katanya.
Pada kesempatan itu, Busyro juga menuturkan pengalaman pribadinya ketika menduduki jabatan sebagai Ketua Komisi Yudisial, pernah menghadapi godaan suap.
Menurut dia, salah seorang calon hakim agung yang berusaha menyuap dirinya melalui melalui hakim lain agar calon tersebut bisa terpilih sebagai hakim agung.
"Saya sendiri pernah dicoba disuap oleh seorang calon hakim agung. Hakim agung itu meminta tolong melalui seorang hakim yang mengenal saya, sehingga orang tersebut tidak berani," katanya.
Menurut dia, Komisi III DPR harus benar-benar cermat dalam memilih anggota Komisi Yudisial yang bersih.
Apalagi, katanya, Komisi Yudisial memiliki peranan signifikan dalam pengawasan pemberantasan mafia peradilan.
Komisi Yudisial saat ini, kata dia, sudah memiliki budaya organisasi yang telah teraktualisasi, hal ini harus tetap terpelihara melalui anggota terpilih yang memiliki integritas tinggi dan rekam jejak baik.
Ditanya dari 14 calon anggota Komisi Yudisial yang akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI apakah ada yang memenuhi harapannya, Busyro menyatakan, ada.
Sebanyak 14 calon anggota Komisi Yudisial akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, pada Rabu (1/12) dan Kamis (2/12).(*)
(T.R024/B013)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010
