Jakarta (ANTARA News) - Angelina Jolie, yang memulai debut sebagai sutradara, sepertinya terus menjadi kontroversi. Seperti dilaporkan Guardian, para korban kekerasan seksual selama konflik Balkan tahun 1990-an telah menulis surat kepada Perserikatan Bangsa-bangsa.

Isi surat itu menuding bintang film sekaligus sutradara itu tak pantas sebagai Duta PBB. Alasannya; karena dia tak mempedulikan kekhawatiran para korban sesunggguhnya dalam film yang akan datang itu.

Jolie memulai pengambilan gambar di Bosnia pada bulan Oktober. Film itu bertutur tentang kisah cinta antara seorang wanita Muslim dan seorang pria Serbia selama perang saudara di negara itu pada awal tahun 90-an.

Masalah dimulai ketika media lokal melaporkan film itu menampilkan adegan perkosaan yaitu korban yang asal Bosnia jatuh cinta kepada pelaku yang berasal dari Serbia.

Jolie segera dihujani kritik dari Asosiasi Perempuan Bosnia Korban Perang setelah tak datang dalam acara membahas cerita tersebut.

Asosiasi itu marah karena sikap Jolie yang "tak peduli". Mereka menulis surat kepada badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), di badan PBB itu Jolie merupakan duta.

"Sikap masa bodoh Angelina Jolie terhadap korban sudah mengatakan cukup tentang skenario filmnya dan kami berhak untuk terus meragukan pembuatan film itu," tulis kelompok.

"Kami bersikeras [bertemu] dengan Angelina Jolie karena kami tidak ingin keliru dicitrakan ... suara kami berharga kami seharusnya lebih dihargai. Angelina salah besar. Kami merasa dia tidak bertindak seperti duta UNHCR dan kami yakin dia tidak memiliki kredibilitas sebagai duta besar PBB. "

Jolie mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Oktober bahwa akan memalukan jika ada "tekanan berdasarkan informasi yang salah" yang mencegahnya melakukan pengambilan gambar.

Menurut sinopsisnya, film ini adalah kisah cinta pada masa perang antara seorang penjaga Serbia di kamp penjara dan seorang perempuan Muslim Bosnia yang menjadi tahanan. Tidak ada adegan perkosaan di skenario itu.

Jolie meminta krunya untuk mengambil gambar beberapa panorama di Bosnia awal tahun ini, tetapi dia tidak ikut kee negara itu. Pengambilan gambar lainnya disebut-sebut dituntaskan di Hongaria.

Bakira Hasečić, kepala Asosiasi, mengatakan kepada kantor berita AFP Jolie telah mengundang para korban untuk menemuinya di Hungaria, tapi mereka menolak undangan tersebut.

"Kejahatan terjadi di sini, di Bosnia, jadi kami ingin bertemu dengan dia di sini," katanya.

"Kami ingin bicara perempuan dengan perempuan. Dia seharusnya bertanya tentang korban,. Dia seharusnya datang [ke Bosnia] sebelum pengambilan gambar untuk mendengar suara kami. Sejauh kami tahu, tak ada cinta bersemi di kamp. Interpretasi seperti itu menyebabkan jiwa kami menderita."
(A038/A038/BRT)

Penerjemah:
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010