Sleman, (ANTARA News) - Warga Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman bersama puluhan relawan dari berbagai elemen pada Rabu melaksanakan kerja bakti membersihkan aliran Sungai Opak yang tersumbat puluhan kubik kayu dan barak pengungsian di Dusun Pagerjurang.

"Kami melihat saat ini kondisi Gunung Merapi sudah lebih aman, sehingga kami selaku perangkat desa bersama dengan warga masyarakat dan dibantun relawan melakukan kerja bakti untuk membersihkan aliran sungai opal dan barak pengungsian Pagerjurang yang terbengkelai setelah ditinggal mengungsi ke lokasi yang lebih aman saat Merapi erupsi besar 4 dan 5 November lalu," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan Heri Suprapto, Rabu.

Ia mengatakan, jembatan Sungai Opak di Dusun Pagerjurang kondisinya sangat mengkhawatirkan karena tersumbat puluhan kubik batang kayu baik dari pepohonan yang tumbang akibat terkena awan panas Merapi maupun dari sisa bangunan rumah yang rusak.

"Kayu-kayu tersebut hanyut terbawa banjir menuju ke aliran Sungai Opak setelah beberapa kali turun hujan deras, dan ini dapat mengakibatkan jembatan ambrol jika terjadi banjir lahar dingin," katanya.

Heri mengatakan, jembatan Pagerjurang saat ini merupakan satu-satunya penghubung dan akses masyarakat ke Desa Umbulharjo karena jembatan lain di berada di Dusun Petung sudah hancur.

"Jika jembatan ini ambrol maka warga harus memutar sejauh lima kilometer untuk menjangkau dusun sebelah," katanya.

Menurut dia, mengatakan, pihaknya juga sedang mengupayakan alat berat berupa untuk membersihkan tumpukan kayu di aliran Sungai Opak khusunya yang menyumbat jembatan Pagerjurang.

"Jika ini tidak segera dilakukan maka ini akan mengancam masyarakat Desa Wukirsari yang berada di sisi selatan Desa Kepuharjo, jika terjadi banjir lahar maka air dan material vulkanik bisa melompat keatas jembatan. Nah, warga yang ada di bawah, yakni Wukirsari akan terancam," katanya.

Ia mengatakan, hampir seluruh perangkat Desa Kepuharjo ikut dalam kerja bakti tersebut dan hanya Kepala Urusan (Kaur) Keuangan Ponimin yang tidak hadir.

"Kami tidak tahu kenapa Pak Ponimin tidak hadir, padahal beliau merupakan perangkat desa, sejak muncul kontroversi terkait pemberitaan Pak Ponimin yang mengaku mampu terhindar dari terjangan awan panas Merapi yang bersangkutan sudah jarang kelihatan," katanya menambahkan.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010