PBB (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dan Sekjen PBB Ban Ki-moon Rabu membahas "kekacauan" yang disebabkan oleh pembocoran dokumen-dokumen rahasia WikiLeaks yang menduga AS memata-matai pemimpin badan dunia itu secara rinci, kata seorang juru bicara.

Keduanya pemimpin bertemu di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama di Eropa (OSCE) di Kazakhstan, menurut juru bicara PBB dalam pernyataan.

Mereka membahas "kekacauan yang disebabkan oleh kebocoran besar-besaran kawat diplomatik AS baru-baru ini," kata pernyataan, yang tidak memberikan rincian komentar para pejabat itu.

Sementara itu saat berada di Kazakhstan, Ban mengatakan kepada wartawan: "Saya tidak percaya bahwa siapa pun akan senang ketika seseorang tahu bahwa ia di bawah pengawasan oleh seseorang."

Ban adalah target permintaan Departemen Luar Negeri AS untuk informasi dari para diplomatnya, menurut laporan kawat diplomatik yang dikeluarkan oleh laman jejaring WikiLeaks yang menghebohkan.

Surat kabar Inggris Guardian mengatakan, arahan Departemen Luar Negeri AS itu dikirim pada Juli mencari data intelijen Ban berkaitan dengan "manajemen dan pola pengambilan keputusan".

Pemerintah AS juga meminta nomor kartu kredit, alamat email, telepon, faksimil dan nomor pager dan bahkan nomor rekening pemimpin PBB itu, kata harian itu menambahkan.

Ban dan Hillary Clinton juga membahas persoalan Haiti, Korea Utara, Sudan dan Somalia selama pembicaraan mereka, kata jurubicara itu.(*)
(Uu.H-AK/S004)

Pewarta: NON
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010