Dumai (ANTARA News) - Sebuah kapal kayu bermuatan karung padat pakaian bekas (balpres) berkapasitas 200 ton, Kamis, sekitar pukul 03.00 WIB, bersandar bebas di Pelabuhan Sungai Mesjid, Kota Dumai, Riau, tanpa adanya tindakan dari pihak kepolisian.

Pantauan ANTARA saat dini hari itu, tampak puluhan buruh yang terdiri dari kaum laki-laki dewasa sibuk dengan berbagai aktivitas bongkar muat. Mereka terlihat tengah memindahkan ratusan balpres yang berada di lambung kapal untuk dimuat ke sejumlah truk yang berada di dekatnya.

Aktivitas bongkar muat tersebut berlangsung sekitar dua jam. Setelah barang-barang ilegal tersebut dimuat, truk-truk itu kemudian bergerak menuju ke suatu gudang yang berada di perkotaan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Polisi Perairan (Kasat Polair) Kota Dumai AKP Hanafi mengaku tidak mengetahui hal tersebut dan mangatakan jika penanganan kasus penyeludupan bukan merupakan wewenangnya.

"Maaf saya kurang tahu karena itu bukan wewenang saya," katanya.

Pada kesempatan terpisah, sumber dari Dinas Perhubungan Kota Dumai menerangkan, sejauh ini di sepanjang sungai Dumai terdapat sejumlah pelabuhan lokal yang disalahgunakan oleh para penyeludup.

"Namun kesemuanya seperti sudah terorganisir sehingga sulit untuk diberantas atau ditindak secara hukum. Alhasil, kapal-kapal merugikan negara itu selalu bebas bersandar," ungkapnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kota Dumai, AKBP Rudi Abdi Kasenda, mengatakan, untuk mengantisipasi maraknya penyeludupan pihaknya berupaya memperketat pengawasan perairan melalui kepolisian perairan setempat yang dipimpin oleh AKP Hanafi.

Dikatakannya, jika masih ada kecolongan hal itu disebabkan banyaknya pelabuhan yang belum terdeteksi apakah aktif atau tidak.

Kota Dumai lokasinya berhadapan dengan laluan internasional selat Melaka. Kota pelabuhan yang berada di pesisir Timur Sumatra ini merupakan salah satu pintu masuk Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia. (FZR/K004)

Pewarta: NON
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010