Padang (ANTARA News) - Toko-toko di Pasar Raya Kota Padang, Sumatera Barat, ditutup oleh pemiliknya setelah gempa berkekuartan 4,2 pada skala richter menggetarkan wilayah itu Jumat pukul 10:11:47 WIB.

ANTARA yang memantau suasana di Pasar Raya Padang melaporkan, sebagian besar toko ditutup, hanya beberapa pedagang yang masih membuka lapaknya dengan jumlah barang dagangan tidak seperti biasanya.

"Ketika terjadi gempa mengguncang Kota Padang, para pedagang menutup toko," kata Eni pedagang cabai di pasar itu.

Menurutnya, para pedagang langsung kembali ke rumah masing-masing ketika terjadi gempa tersebut. "Para pedagang takut jika terjadi gempa susulan yang besar akan terjadi, maka memilih untuk tutup toko."

Para pedagang memilih pulang karena mengkhawatirkan rumahnya terkena dampak gempa.

Sebagian pedagang juga bergegas menjemput anaknya ke sekolah setelah gempat terjadi tadi.

Hal senada juga dikatakan Udin, pedagang beras, yang mengatakan bahwa ketika gempa mengguncang ada sebagaian konsumen yang mengurungkan niatnya untuk berbelanja. "Memilih untuk menyelamatkan diri takut tertimpa bangunan," katanya.

Udin juga mengaku cemas ketika gempa mengguncang. "Setelah mendengarkan informasi dari Pemerintah Kota (Pemko) tidak ada tsunami barulah merasa tenang."

Sementara Nia (27), ibu rumah tangga warga Jati Kota Padang mengatakan, masih takut untuk pergi ke Pasar Raya Padang meski ia memerlukan barang-barang kebutuhan sehari-hari.

"Jangan-jangan ketika berada di Pasar Raya Padang, gempa susulan kembali guncang Kota Padang," katanya.

Dia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan dapur terpaksa membeli pada pedagang keliling atau warung yang berada dekat rumah.

"Kendati harganya sedikit tinggi tidak masalah asalkan aman. Namun, jika gempa masih mengoncang kita tidak akan ke pasar hingga benar-benar aman," katanya.

Menurut BMKG gempa 4,2 skala richter itu berpusat pada kedalaman 10 kilometer.

Instansi berwenang sampai sekarang belum menerima laporan mengenai adanya kerusakan akibat gempa.

(ANT-031/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010