Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pakar Bidang Iptek dan Teknologi Informasi (ICMI) Ilham Habibie mengatakan dirinya optimistis dapat terpilih untuk menjabat pucuk pimpinan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

"Insya Allah, saya didukung," katanya di arena muktamar ICMI V di Bogor, Minggu.

Ia mengatakan, dirinya telah melakukan berbagai kunjungan ke organisasi wilayah dan menilai mendapatkan sambutan yang cukup baik. Selain itu ia juga menyatakan dirinya telah beraktivitas di organisasi para intelektual muslim di Indonesia tersebut. Untuk itu, ia cukup percaya diri untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin puncak ICMI.

Ia mengatakan dirinya memiliki komitmen untuk memperkuat akar rumput ICMI.

Sementara itu, selain Ilham Habibie, disebut-sebut nama Hatta Rajasa dan Nanat Fatah Natsir. Pengusaha Chaerul Tanjung dan Rahmat Gobel, Siti Nurbaya, Muhammad Topik.

Rahmat Gobel ketika dikonfirmasi belum memberikan konfirmasi tegas terkait pencalonannya. "Kita lihat nanti, silahkan tanya peserta," katanya.

Muktamar ICMI V yang berlangsung 5-7 Desember 2010 di Bogor, Jawa Barat, ICMI akan kembali menentukan arah kebijakan dan pucuk pimpinan.

Dalam muktamar ICMI V ini juga mulai muncul adanya isu kembalinya pucuk pimpinan ICMI presidensial atau ketua umum. Saat ini, bentuk kepemimpinan di ICMI masih kolegial dengan lima orang presidium.

Kelima orang tersebut Marwah Daud Ibrahim, Nanat Fatah Natsir, Hatta Rajasa, Muslimin Nasution dan Azyumardi Azra yang memimpin ICMI untuk periode 2005-2010.

Sekretaris Organisasi Wilayah ICMI DKI Jakarta Ahmad Sansusi mengatakan bisa saja nanti peserta muktamar mengembalikan bentuk kepemimpinan dari semula presidium menjadi ketua umum.

"Tergantung nanti dalam rapat," katanya.

Sebelumnya, ICMI memiliki kepemimpinan presidensial dengan ketua umum sebagai pucuk pimpinan. Ketua umum ICMI pertama di Jabat oleh Menteri Riset Teknologi waktu itu Bacharuddin Jusuf Habibie yang memimpin pada 1990-1995 setelah dipilih dalam Muktamar di Malang, Jawa Barat.

Habibie kembali terpilih dalam Muktamar II di Jakarta untuk memimpin pada periode 1995-2000. Namun BJ Habibie meletakan jabatan saat dirinya ditunjuk menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Soeharto pada 1997.

Untuk itu kemudian dipilih Letjen (purn) Achmad Tirtosudiro, salah seorang pendiri sekaligus salah seorang ketua ICMI untuk menjadi ketua umum Plh.

ICMI kembali melakukan muktamar III pada 2000 di Jakarta. Adi Sasono terpilih menjadi ketua umum. Namun ia kemudian mengundurkan diri pada 2003 untuk mendirikan partai politik.

Majelis Paripurna menyetujui dengan menonaktifkan Adi dan langsung menunjuk Ketua Dewan Pakar Muslimin Nasution sebagai pejabat sementara Ketua Umum ICMI sampai Muktamar ICMI tahun 2005.

Pada muktamar ICMI IV di Makasar, bentuk kepemimpinan ICMI berubah menjadi presidium.(*)
(ANT/R009)

Pewarta: NON
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010